SuaraJabar.id - Thrifting atau membeli suatu barang bekas dengan harga yang murah untuk digunakan secara pribadi masih menjadi tren di kalangan masyarakat.
Beberapa pelaku thrifting mengaku ada keseruan ketika berburu barang bekas, apalagi dengan kondisi yang masih bagus dan minim cacat.
Di balik tren ini, ada beberapa pihak yang coba mencari cuan dari para pencinta thrifting. Ergi Bali Oktariandi, berusia 32 tahun dan biasa dipanggil Om Memet ini misalnya.
Nama yang cukup beken di kalangan pecinta thrifting di Sukabumi, Jawa Barat karena ia adalah salah satu pedagang pakaian bekas impor yang punya banyak pelanggan dengan omzet yang tidak sedikit.
Di bursa Pakaian Bekas Pasar 'Cimol' Ciwangi Kota Sukabumi, lapak Om Memet jadi salah satu yang cukup ramai diserbu penggila thrifting. Pria ini menjamin produk yang ditawarkan berkualitas impor.
"Saya datangkan dari Bandung. Produk kami ball Japan, alias Pakaian Bekas dari jepang," ungkap Om Memet dikutip dari Sukabumiupdate.com--jejaring Suara.com, Jumat (1/7/2022).
Di dunia bisnis thrifting Indonesia, lanjut Om Memet, didominasi oleh barang-barang yang berasal dari tiga negara di Asia, yaitu Jepang, Korea dan Cina.
"Nah kualitas dan harga barang disini itu masih tergantung dari mana asalnya," lanjut pria ini sambil melayani konsumennya.
Berawal dari hobi mengoleksi Pakaian Bekas di pasar tradisional thrifting, tiga tahun lalu Memet memberanikan diri terjun ke bisnis ini. "Pas jadi kolektor, saya terus mengumpulkan modal karena ingin menjadi pedagang Pakaian Bekas impor," ucapnya.
Baca Juga: Disperindag Jabar Berharap Pembelian Pertalite Pakai MyPertamina Tak Menyulitkan Masyarakat
Modal terjun ke bisnis ini lumayan, karena harga satu ball baju bisa mencapai Rp 13 juta, tergantung jenis dan asal negara eksportir. Belum lagi harus menyewa lapak di kawasan Pasar Ciwangi Kota Sukabumi.
"Biaya sewa lapak disini Rp 700 ribu per bulan," sambung Memet.
Namun trend 'cimol' atau belanja barang bermerk dan berkualitas meskipun bekas tak pernah luntur. Setidaknya gaya hidup ini masih menjadi pilihan anak muda atau warga Sukabumi.
“Sebulan kira-kira Rp 30 jutaan sih. Kalau lagi rame bisa sebulan nyampe Rp 60 juta omzetnya. Saya juga menggunakan media sosial biar promo pemasarannya lebih intens dan efektif,” ujar Memet yang saat ini bisa membeli 2 hingga 4 ball baju import untuk dijual kembali setiap bulannya.
Bisnis ini bak pemburu harta karun dalam karung, sulit ditebak terutama harganya. Namun menurut Memet, ada tiga faktor penting dalam bisnis baju bekas impor ini, yaitu rare (langka), vintage atau tua dan historikal.
"Artinya semakin langka, tua dan punya historikal atau sejarah, makan barang itu walaupun bekas harganya selangit. Artinya kita harus benar-benar paham dan mengerti barang-barang yang ditemukan dalam karung itu," bebernya.
Berita Terkait
-
Minta Pemerintah Pikirkan Nasib Bisnis Thrifting, Adian: Rakyat Butuh Makan, Jangan Ditindak Dulu
-
Adian Napitupulu Siap Temui Purbaya Bawa Data: Milenial-Gen Z Justru Suka Produk Thrifting
-
Khawatir Diberangus, Pedagang Thrifting Mengadu ke DPR dan Minta Dilegalkan
-
Kementerian UMKM Buka-bukaan Harga Satu Balpres Baju Thrifting
-
Menkeu Purbaya Mau Cacah Baju Thrifting, UMKM Mau Tampung?
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pengadilan Menangkan Konsumen, Perintahkan Dua Jam Tangan RM Senilai Rp 80 Miliar Diserahkan
-
BRI Peduli Hadirkan RVM di KOPLING 2025 untuk Edukasi dan Pengurangan Sampah Plastik
-
Kepala Sekolah di Bekasi 'Dipaksa' Belajar Mendalam: Nasib Pendidikan Jawa Barat Ditentukan
-
DJ Cantik Sukabumi Dilecehkan, Sempat Turunkan Volume dan Dipecat Sepihak
-
7 Fakta Mencengangkan Kasus Pengantin Pesanan WNI Asal Sukabumi