SuaraJabar.id - Ribuan tenaga kesehatan atau nakes honorer di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mendesak pemerintah setempat agar mengangkat nakes yang sudah lama mengabdi menjadi ASN atau PPPK.
Para nakes bakal memperjuangkan tuntutan itu dengan menggelar aksi kepung Kantor Bupati Tasikmalaya pada hari ini, Kamis (14/7/2022).
“Untuk estimasi massa aksi, laporan yang baru masuk hingga malam ini baru 1.200 orang. Karena dari Rumah Sakit SMC belum masuk semua. Tapi kemungkinan estimasi massa 1.500 sesuai surat undangan,” Kata Ns. Asep R.A, S.Kep Korlap Aksi, Rabu (13/7/2022).
Menurutnya, massa aksi berasal dari 40 Puskesmas di Kabupaten Tasikmalaya dan Rumah Sakit SMC, terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan.
“Mereka yang ikut aksi besok ada perawat, Bidan, Apoteker, Asisten Apoteker, Analis, terapis gigi, rekam medik termasuk juga dokter umum,” jelasnya.
Lanjut Asep, massa aksi juga datang dari tenaga non kesehatan yang merupakan tenaga kontrak atau honorer di instansi pemerintah.
“Bahkan yang turun ke jalan itu ada tenaga non nakes. Karena mungkin sama-sama tenaga kontrak di instansi pemerintah mau ikut gabung berpartisipasi,” katanya.
Sebelumnya, kata Asep, pihaknya sudah audiensi dengan Dinas Kesehatan, Direktur RS SMC dan Komisi I didampingi Komisi I.
“Waktu itu kita menanyakan jumlah kuota tenaga kesehatan, karena usai audiensi gak puas jadi kawan kawan Nakes ingin menggelar aksi,” jelasnya.
Baca Juga: Indonesia Masih Kekurangan Dokter Sebanyak 130 Ribu
Asep menegaskan, meskipun nakes honorer turun ke jalan untuk aksi, pelayanan untuk masyarakat tidak mogok.
“Untuk yang pelayanan, kepada direktur Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas untuk menugaskan tenaga ASN. Supaya mengisi pos-pos yang ditinggal oleh tenaga kesehatan non ASN, jadi biarkan mereka menugaskan tenaga ASN dan P3Knya,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga ingin menunjukkan kepada pemerintah bahwa saat ini di Tasikmalaya lebih banyak Nakes honorer (non ASN) dibanding Nakes yang berstatus ASN.
“Terkait tercover atau enggaknya pelayanan kepada masyarakat, biar pemerintah tahu kalau pemerintah masih butuh Nakes honorer. Karena ternyata tenaga kesehatan non ASN (honorer) itu lebih banyak,” pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Sosok Benjamin Paulus Octavianus, Dokter Spesialis Paru yang Jadi Wamenkes
-
Beda Tunjangan PPPK Paruh Waktu dan Penuh Waktu
-
ASN Jangan Dicontoh! Sederet Aksi Flexing Sekretaris Petojo Selatan Febriwaldi Berujung Pencopotan
-
Viral Gegara Doyan Flexing di Medsos, Sekretaris Kelurahan Petojo Selatan Kini Dicopot
-
Gaji ASN Naik dalam Perpres Nomor 79 Tahun 2025, Pensiunan Apakah Dapat Kenaikan?
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Lawan Politik Uang! Pilkades Digital Resmi Bergulir di Karawang dan Indramayu
-
Pengkhianatan Terdalam, Bos Alfamart Heryanto Habisi Nyawa Karyawati Dina di Ruang Tamu Rumahnya
-
Bupati Purwakarta Panggil Langsung Ajudan yang Viral Selingkuh, Ini Pengakuan Y di Depan Om Zein
-
Geger Video Viral! Ajudan Bupati Purwakarta Diduga Selingkuh, Brimob Y Dipulangkan ke Polda Jabar
-
Jalur Utama Cianjur Selatan Terputus Total! Longsor Dahsyat di Cibinong Lumpuhkan Akses Warga