Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Jum'at, 18 November 2022 | 20:49 WIB
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) menjalani uji operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/11/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom].

SuaraJabar.id - Dibalik kemeriahan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), warga di Kompleks Tipar Silih Asih yang hingga kini nasibnya masih digantung proyek pemerintah Indonesia bersama China itu.

Rumah-rumah warga di RW 13, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang rusak itu hingga kini masih belum tersentuh perbaikan meski sudah mengadu kemana-mana.

Heru Agam, warga sekaligus Ketua RT 04/13 menunjukan sejumlah sudut rumahnya yang retak. Ia menyebutkan, rumahnya itu rusak ketika adanya aktivitas blasting atau peledakan untuk menjebol Gunung Bohong yang tepat berada di dekat pemukiman warga.

Gunung tersebut ditembus untuk dijadikan terowongan atau tunnel 11 trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Terowongan tersebut sudah berhasil ditembus subkontraktor yakni PT CREC, meskipun membuat banyak rumah warga di Kompleks Tipar Silih Asih rusak, seperti retak pada dinding dan lantai.

Baca Juga: Bongkar Kejanggalan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Walhi: Prosesnya Ajaib, Mencurigakan!

Getaran hebat akibat ledakan proyek terowongan KCIC terjadi selama kurun waktu 4 hari takni tanggal 24-28 September 2019. Ia mencatat ada delapan kali ledakan yang mengakibatkan kerusakan terhadap 120 rumah dihuni 500 jiwa di Kompleks Tipar Silih Asih.

"Yang jelas waktu itu, air dalam aquarium bergoyak hebat dan kaca jendela bergetar. Selama empat hari itu, tiap harinya ada 2 ledakan pada siang dan sore," terang Heru kepada Suara.com pada Jumat (18/11/2022).

Heru Agam, Ketua RT 04/13 Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat Menunjukan Salah Satu Sudut Rumahnya yang Menganga Sejak Tahun 2019 Usai Adanya Blasting Tunnel 11 Kereta Cepat Jakarta Bandung [Ferry/Suara,com]

Setelah aktivitas ledakan itu, Heru melihat sejumlah sudut dinding dan lantai rumahnya mengalami retakan. Padahal sebelum ada aktivitas blasting proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu retakan tak terlihat di rumahnya.

Heru menerangkan kegiatan peledakan untuk terowongan kereta cepat itu tak pernah diberitahukan kepada warga. Masyarakat di Kompleks Tipar Silih Asih mengetahui kegiatan tersebut setelah merasakan getaran yang berdampak terhadap kerusakan bangunan.

"Sejak hari pertama hingga hari ke empat kami warga selalu datang berbondong-bondong ke lokasi ledakan di Gunung Bihong, berharap pelaksana proyek menghentikan aktivitas tersebut. Tapi ledakan terus terjadi hingga tahun 2021," terang Heru.

Baca Juga: Rudal Korut Mendarat di ZEE Jepang, PM Kishida Meradang

Heru menerangkan perwakilan warga sempat beberapa kali mengadukan masalah itu ke pihak KCIC, Pemprov Jabar, KLHK hingga Komnasham. Tapi hingga kini tak ada kejelasan dari pertemuan tersebut.

Load More