Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Jum'at, 18 November 2022 | 20:49 WIB
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) menjalani uji operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/11/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom].

Ketua RT 13 Rudianto mengatakan, akibat kondisi pemukiman yang menakutkan sejak kemunculan proyek tersebut membuat belasan warga Kompleks Tipar Silih Asih berniat menjual dan menggadai rumah yang sudah puluhan tahun ditinggali.

Bukan karena tidak nyaman, tapi merasa tidak aman lagi sejak adanya aktifitas blasting atau peledakan di Gunung Bohong untuk membuat terowongan KCJB. Warga selalu dihantui ketakutan dalam tiga tahun terakhir.

"Ada sekitar 18 rumah yang saya tau mau dijual atau digadai. Tapi belum laku, bank juga enggak mau ambil karena sudah tau kondisi di sini," kata Rutianto.

Kekinian, meskipun aktivitas ledakan sudah tidak ada, namun warga merasa was-was sewaktu-waktu terjadi bencana longsor hingga tanah amblas. Pasalnya, kata Rudi, sejak adanya proyek itu tanah di kawasan tersebut strukturnya sudah tidak kuat lagi.

Baca Juga: Bongkar Kejanggalan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Walhi: Prosesnya Ajaib, Mencurigakan!

"Apalagi sekarang lagi musim hujan, warga makin was-was. Penurunan tanah itu nyata di wilayah kami. Buktinya lantai rumah warga ada yang sudah tidak rata lagi," ungkap Rudi.Q

Saking khawatirnya, lanjut dia, warga rutin melakukan ronda setiap malam untuk mengantisipasi kejadian bencana yang tidak diharapkan. Selain itu, warga juga berencana mengadakan mitigasi dan simulasi kebencanaan.

"Kalau untuk simulasi kebencanaan baru rencana. Kita mau ajukan karena kalau melihat hasil penelitian waktu awal kan struktur tanah di sini terganggu," sebut Rudi.

Warga Kompleks Tipar Silih Asih mengaduk kemana-mana. Termasuk Pemprov Jabar hungga
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Bahkan tim dari KLHK sudab
mengecek ke lokasi. Namun hingga kini belum ada tindakalanjut meski kereta cepat itu sudah diujicobakan.

Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Meiki W Paendong mengatakan, selain berdampak terhadap rumah, ledakan untuk menembus Gunung Bohong yang akan digunakan sebagai trase KCJB itu juga berdampak terhadap struktur tanah yang dihuni warga.

Baca Juga: Rudal Korut Mendarat di ZEE Jepang, PM Kishida Meradang

"Struktur tanah sudah tak lagi memungkinkan untuk ditempati karena dikhawatirkan terjadi longsor. Apalagi saat ini sedang hujan," ujarnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More