Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 23 November 2022 | 11:12 WIB
ILUSTRASI - Ketua APTI Jawa Barat, Suryana menjelaskan varietas tembakau kepada wartawan di perkebunan tembakau di Kabupaten Bandung. [Suara.com/Ari Syahril Ramadhan]

SuaraJabar.id - Angka pengangguran di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat tergolong tinggi. Dari data Skill Development Center (SDC) Pemerintah setempat pada 2021, angkatan kerja di Purwakarta meliputi 438.371 orang dan 49.927 orang di antaranya menganggur.

Untuk mengurangi angka pengangguran, Pemerintah Kabupaten Purwakarta menggunakan dana bagi hasil cukai hasil tembakau atau DBHCHT tahun 2022. Dana itu bakal digunakan untuk program pengurangan pengangguran, termasuk di antaranya pelatihan kewirausahaan.

Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purwakarta Tuti mengatakan bahwa angka pengangguran di wilayah Purwakarta masih tergolong tinggi.

Tuti mengatakan bahwa pandemi COVID-19 yang berlangsung sekitar dua tahun berdampak pada peningkatan pemutusan hubungan kerja dan penurunan daya beli di Kabupaten Purwakarta.

"PHK melahirkan pengangguran, penurunan daya beli melahirkan kebangkrutan sektor-sektor usaha masyarakat," katanya, Rabu (23/11/2022).

Oleh karena itu, ia mengatakan, pemerintah kabupaten menggunakan DBHCHT untuk mengakselerasi program-program pembinaan yang ditujukan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Kami memiliki dua kategori projek garapan, yakni menyiapkan kelompok generasi siap kerja dan kelompok generasi siap mandiri berwirausaha," kata Tuti.

Penyiapan generasi siap berwirausaha dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi angkatan kerja. [Antara]

Baca Juga: Cegah Keluarga Miskin Baru, Menko PMK Berharap PHK Jadi Jalan Terakhir

Load More