Scroll untuk membaca artikel
Syaiful Rachman
Sabtu, 01 Maret 2025 | 13:54 WIB
Rumah korban di Desa Mangkalaya, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Asep Awaludin

SuaraJabar.id - Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Mulk Kota Sukabumi, Jawa Barat, Asep Andi mengungkap kronologis meninggalnya seorang aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berinisial RR (25) yang diduga akibat penganiayaan.

Nyawa mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum (STH) Pasundan yang merupakan warga Perum Mangkalaya, Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, itu tidak berhasil diselamatkan karena mengalami luka serius di beberapa anggota tubuhnya.

Menurut Andi saat dikonfirmasi di Sukabumi, Jumat, ada tiga korban penganiayaan yang dievakuasi ke RSUD Al-Mulk pada Rabu (26/2/2025).

Selain RR, dua korban lainnya adalah AP (20), warga Gedong Panjang, Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, dan DH (24), warga Jalan Baru Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: Maafkan Pelaku, Mahasiswi Korban Pelecehan Tenaga Honorer PN Sukabumi Tetap Tempuh Jalur Hukum

Korban RR dan DH tiba lebih dulu sekitar pukul 04.00 WIB dengan diantar beberapa orang rekannya. Sementara AP tiba sekitar pukul 06.00 WIB yang juga diantar beberapa rekannya.

Saat tiba di rumah sakit, RR mengalami luka robek di kaki sebelah kiri dengan perdarahan aktif. Sementara DH mengalami luka di punggung, kaki, dan dahi, kemudian AP juga mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.

Pihak rumah sakit sempat meminta izin kepada keluarga korban untuk merujuk AP dan RR ke RSUD R. Syamsudin S.H Kota Sukabumi karena kondisi lukanya yang cukup serius. Namun, permintaan itu ditolak pihak keluarga dan memilih untuk melakukan pengobatan secara mandiri tanpa adanya rujukan dari rumah sakit.

Setelah beberapa jam korban RR mendapatkan pertolongan dan pengobatan, tetapi nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

"Setelah dinyatakan meninggal dunia, jasad korban kemudian dibawa pulang oleh keluarganya. Diduga korban meninggal akibat kehabisan darah karena pada lukanya terjadi pendarahan aktif," tambahnya dikutip ANTARA.

Baca Juga: Pemkot Sukabumi Larang Warung, Toko Kelontong, Minimarket Hingga Supermarket Pajang Rokok

Sementara untuk korban DH hingga saat ini masih menjalani perawatan dan telah menjalani operasi pada lukanya. Kondisi juga sudah semakin membaik.

Hingga saat ini kasus dugaan penganiayaan mahasiswa GMNI tersebut masih diselidiki Polres Sukabumi Kota untuk mengungkap pelaku dan motifnya.

Load More