SuaraJabar.id - Perjalanan pribadi Bupati Indramayu Lucky Hakim liburan ke Jepang pada masa mudik Lebaran 2025 menuai sorotan tajam dari berbagai pihak.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi langkah tersebut dengan menekankan pentingnya tanggung jawab etis seorang pejabat publik, khususnya dalam mengelola waktu pribadi di tengah momentum krusial pelayanan masyarakat.
Dedi mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Lucky, baik melalui pesan singkat maupun rapat virtual.
Dalam pertemuan tersebut, Lucky menyampaikan permintaan maaf dan menjelaskan bahwa keberangkatannya ke Jepang dilakukan sebagai bentuk pemenuhan janji kepada anak-anaknya untuk berlibur usai masa kampanye Pilkada 2024.
Namun, Dedi mengingatkan bahwa sebagai pejabat negara, seorang kepala daerah terikat pada peraturan dan etika jabatan. Ia menegaskan bahwa kebahagiaan keluarga tidak harus selalu diwujudkan dengan bepergian ke luar negeri.
"Walaupun itu keinginan anak-anak, hak orang tua untuk memberikan kebahagiaan, tapi bahagia tidak mesti di Jepang," ujarnya dikutip dari ANTARA pada Selasa (8/4/2025).
Menurut Dedi, seorang pemimpin justru harus menjadi inspirasi dalam membangun ruang-ruang kebahagiaan di wilayah kerjanya sendiri.
Jika daerah yang dipimpinnya belum memiliki fasilitas wisata atau rekreasi yang layak, maka sudah menjadi tanggung jawab kepala daerah untuk memperbaikinya.
"Kalau kotanya belum seindah Labuan Bajo, ya bikin dong seindah itu. Karena itu tugas pemimpin," tegasnya.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Beri Kompensasi ke Kusir Delman dan Penarik Becak, Begini Komentar Menhub
Selain menyoroti soal perjalanan ke luar negeri, Dedi juga menyinggung persoalan sosial yang masih terjadi di Indramayu, seperti praktik "penyapu koin" di jalur pantura.
Kegiatan tersebut dinilai berbahaya dan tidak mendidik, serta mencerminkan belum optimalnya kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Ketika dibubarkan, mereka muncul lagi. Itu artinya ada masalah struktural. Harus dicari pekerjaan alternatif yang masuk akal," kata Dedi.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya membangun budaya kepemimpinan yang melekat pada tanggung jawab sosial. Menurutnya, pejabat publik saat ini harus bisa menjadi contoh dalam membentuk budaya baru yang lebih berorientasi pada pelayanan masyarakat.
"Dia rekreasinya di wilayah kerjanya masing-masing. Ini harapan saya karena walaupun keluarganya berasal dari dunia artis, hari ini dia sudah menjadi pejabat publik," tambahnya.
Dedi juga mengingatkan bahwa aturan cuti bagi kepala daerah selama masa mudik sudah diatur secara jelas dalam surat edaran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Geger Pantai Sanglen: Sultan Tawarkan Pesangon, Warga Bersikeras Pertahankan Lahan
Pilihan
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
-
Fungsi PPATK di Tengah Isu Pemblokiran Rekening 'Nganggur'
-
Fenomena Rojali & Rohana Bikin Heboh Ritel, Bos Unilever Santai
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Kacamata Kece di Bawah Rp 500 Ribu: Nyaman, Stylish, dan Nggak Bikin Kantong Jebol
-
5 Fakta Keren di Balik Proyek Tol Probowangi Rp4 Triliun yang Siap Hubungkan Ujung Timur Jawa
-
Babak Baru Korupsi Rp222 Miliar Bank BJB: KPK Panggil Bos Agensi Iklan, Kasus Semakin Terkuak
-
Siap-siap! 25 Ribu Unit Rumah Subsidi Akan Diluncurkan Tahun Ini
-
5 Fakta Mengejutkan Jalan 'Perawan' di Bogor yang Baru Dibangun Setelah 79 Tahun Merdeka