SuaraJabar.id - Di balik kepanikan warga dan kerusakan puluhan rumah akibat banjir bandang dan longsor di Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, terungkap sebuah fakta krusial.
Bencana yang terjadi pada Rabu petang ini bukanlah murni amukan alam akibat hujan deras semata, melainkan dipicu oleh sebuah bom waktu yang telah lama ada kegagalan fungsi infrastruktur vital.
Penyelidikan awal Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur menunjuk satu tersangka utama, yakni saluran air di atas perkampungan yang diduga tidak berfungsi dengan baik.
Inilah akar masalah yang mengubah hujan menjadi petaka bagi warga di bawahnya.
Saat hujan deras mengguyur, seharusnya sistem drainase menjadi garda terdepan yang mengalirkan air ke tempat yang aman.
Namun, yang terjadi di Cipanas adalah sebaliknya. Saluran air yang ada gagal total menjalankan fungsinya.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, secara gamblang menjelaskan analisis di lapangan.
"Dia menjelaskan, banjir bandang dan longsor terjadi akibat saluran air di atas perkampungan tidak berfungsi dengan baik, sehingga saat hujan turun deras membuat air bah merendam perkampungan," kata Asep di Cianjur, Rabu dilansir dari Antara.
Kegagalan ini menciptakan efek domino yang mengerikan:
Baca Juga: Cipanas Diterjang Bencana: Puluhan Rumah Terdampak Banjir dan Longsor, Akses Jalan Desa Putus Total
- Air Tak Tertampung: Hujan deras membuat debit air melampaui kapasitas saluran yang sudah bermasalah.
- Air Bah Meluap: Air meluap tak terkendali, mencari jalannya sendiri menuruni lereng.
- Banjir Bandang: Luapan air berubah menjadi banjir bandang yang menerjang pemukiman warga dengan kecepatan tinggi.
- Tanah Longsor: Air yang meresap secara masif ke dalam tanah membuat lereng menjadi jenuh dan labil, memicu longsoran yang menyertai banjir.
Tragedi ini menjadi cerminan nyata bagaimana infrastruktur yang terabaikan atau tidak terawat bisa berubah menjadi ancaman mematikan bagi masyarakat.
Saluran air, yang seringkali dianggap sepele, nyatanya memegang peran krusial dalam sistem mitigasi bencana di daerah perbukitan yang rawan seperti Cipanas.
Akibat dari kegagalan sistemik ini, warga harus menanggung dampaknya. Dua rumah rusak berat, 26 lainnya terdampak, dan sembilan jiwa terpaksa meninggalkan hunian mereka dalam keadaan darurat.
Belum lagi, akses jalan penghubung desa yang terputus total oleh material longsor setinggi satu meter.
Upaya penanganan kini fokus pada akibat, bukan lagi penyebab. BPBD dan dinas terkait harus mengerahkan alat berat untuk membuka akses jalan yang terisolasi.
"Kami sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menurunkan alat berat," kata Asep, menegaskan urgensi penanganan dampak.
Sementara itu, Camat Cipanas, Firman Edi, juga telah melaporkan kejadian ini ke pemerintah kabupaten, berharap bantuan segera datang untuk warga dan untuk membuka kembali urat nadi kehidupan desa mereka.
Tag
Berita Terkait
-
Cipanas Diterjang Bencana: Puluhan Rumah Terdampak Banjir dan Longsor, Akses Jalan Desa Putus Total
-
Tsunami dari Gempa M 8,7 Rusia Menuju Indonesia? Perintah Tegas BNPB untuk 5 Provinsi Ini
-
Penyebab Banjir Bandang yang Terjang Dua Desa di Cianjur, Rendam Rumah hingga 2 Meter
-
Jembatan Ditelan Banjir, Ratusan Warga di Pelosok Cianjur Terancam Terisolasi
-
Tragedi di Gang Sempit Cimahi: Dua Pekerja Tertimbun Longsor, Evakuasi Penuh Perjuangan
Terpopuler
- 7 Orang Kena OTT, Satu Tim KPK Masih Menunggu di Sulawesi Selatan
- Link Download SKB 3 Menteri Libur 18 Agustus 2025 PDF, Cek Jadwal Libur Nasional Terbaru
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 8 Agustus: Klaim Pain Tendo, Diamond, dan SG2
- Siapa Pembuat Film Animasi Merah Putih One For All yang Tuai Kontroversi?
- Kenapa Disebut 9 Naga? Tragedi Tewasnya Joel Tanos Cucu '9 Naga Sulut' Jadi Sorotan
Pilihan
-
PSG Tendang Gianluigi Donnarumma, Manchester United Siap Tangkap
-
Persib Sikat Semen Padang, Bojan Hodak Senang Tapi Belum Puas: Lini Depan Jadi Sorotan
-
Senyum Manis Jay Idzes Tanda Tangan Kontrak dengan Sassuolo
-
Jay Idzes Resmi Berseragam Sassuolo, Targetkan Lolos dari Zona Merah
-
Perang Tahta Sneaker Lokal 2025: Compass Sang Raja Hype, Ventela Sang Raja Jalanan?
Terkini
-
Ramai Guru dan Siswa Mundur, Bagaimana Kondisi Sekolah Rakyat?
-
Duka di Pemprov Jabar: Kadisnakertrans Teppy Wawan Wafat Usai Main Pingpong Rayakan 17 Agustus
-
Viral! Warga Purbalingga Minta Domba ke Dedi Mulyadi, Curhat Susahnya Jadi Pengangguran
-
Ironi Pendidikan di Bogor, Atap Sekolah Roboh Dekat Pusat Pemerintahan, Kondisi Memprihatinkan
-
Gebrakan Bisnis GP Ansor: Gandeng Pabrik Cat Sigma Utama, Siap Berdayakan Ribuan Kader