Andi Ahmad S
Rabu, 30 Juli 2025 | 16:53 WIB
Ilustrasi Banjir menggenangi permukiman warga di Cianjur, Provinsi Jawa Barat. [ANTARA]

SuaraJabar.id - Hujan deras yang mengguyur tanpa henti sejak Senin petang telah memicu bencana di selatan Cianjur. Penyebab utama dari teror banjir yang merendam dua desa di Kecamatan Sindangbarang adalah meluapnya Sungai Cimapag, yang tak lagi mampu menampung volume air hujan yang turun hingga Selasa (29/7/2025) dini hari.

Akibatnya, puluhan rumah terendam air bah setinggi 2 meter, memaksa 35 kepala keluarga untuk meninggalkan harta benda mereka demi menyelamatkan diri. Dua rumah bahkan tak sanggup bertahan, hanyut terseret arus deras sungai yang mengamuk.

Kronologi Luapan Sungai Cimapag

Bencana ini bukanlah peristiwa yang terjadi tiba-tiba. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, pemicunya adalah faktor alam yang sangat spesifik.

Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, menjelaskan secara rinci bagaimana rentetan peristiwa ini terjadi.

"Banjir terjadi setelah hujan turun deras sejak Senin (28/7) petang hingga Selasa dini hari yang menyebabkan Sungai Cimapag meluap dan merendam puluhan rumah warga dengan ketinggian beragam," kata Asep dilansir dari Antara, Rabu 30 Juli 2025.

Luapan sungai ini menjadi penyebab langsung dari kerusakan masif yang terjadi. Derasnya arus tidak hanya merendam, tetapi juga memiliki kekuatan untuk menghancurkan.

Kekuatan arus Sungai Cimapag yang meluap terbukti sangat destruktif. Dua desa, yakni Kertamukti dan Kertasari, menjadi wilayah yang paling parah terdampak. Camat Sindangbarang, Ai Poetra, menyebut ketinggian air di sejumlah lokasi bahkan mencapai 2 meter.

Dampak paling parah dialami oleh dua keluarga yang harus kehilangan tempat tinggal mereka.

Baca Juga: Jembatan Ditelan Banjir, Ratusan Warga di Pelosok Cianjur Terancam Terisolasi

Mulai dari dua rumah semi permanen milik warga hanyut terbawa arus deras, sebanyak 35 kepala keluarga (terdiri dari 89 jiwa) terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman seperti balai desa.

Sementara untuk rumah yang hanyut mengalami rusak berat, memaksa pemiliknya untuk sementara waktu menumpang di kediaman kerabat.

"Tercatat dua dari puluhan rumah tersebut rusak berat hanyut terbawa banjir, beruntung pemilik rumah dan keluarganya lebih dulu mengungsi, sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir yang baru surut Selasa pagi," ungkap Asep Kusmanawijaya.

Ancaman Penyebab Banjir Belum Usai

Meskipun pada Selasa pagi air mulai surut dan sebagian besar warga telah kembali untuk membersihkan lumpur sisa banjir, ancaman belum sepenuhnya berakhir. Penyebab utama banjir, yakni hujan dengan intensitas tinggi, masih menjadi momok yang mengintai.

Pihak kecamatan telah mengeluarkan peringatan keras kepada warga agar tidak lengah. Kewaspadaan harus tetap dijaga, terutama saat cuaca kembali memburuk.

Load More