Andi Ahmad S
Minggu, 14 September 2025 | 15:39 WIB
Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo, Kurniawan [Tengah] [Andi/Suara.com]
Baca 10 detik
  • Respons terhadap Dinamika Politik
  • Pernyataan Kesetiaan dan Mobilisasi Relawan
  • Tuntutan Politik terhadap Kabinet
[batas-kesimpulan]

SuaraJabar.id - Di tengah meningkatnya suhu politik nasional dan isu-isu yang mencoba menggoyahkan stabilitas pemerintahan, barisan pendukung setia Presiden Prabowo Subianto mempersiapkan sebuah manuver politik signifikan.

Melalui Apel Kebangsaan yang akan digelar di TMII pada 20 September 2025, ribuan relawan bersiap mengirimkan sinyal peringatan yang jelas mereka tidak akan tinggal diam dan siap menjadi benteng pertahanan bagi sang Presiden.

Acara ini, lebih dari sekadar ajang kumpul-kumpul, dirancang sebagai respons langsung terhadap dinamika politik yang dirasa meresahkan.

Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo, Kurniawan, secara terbuka mengakui bahwa gerakan ini adalah jawaban atas adanya upaya destabilisasi.

"Lihat kondisi hari ini, masukan ada goyang-goyang ke pemerintah prabowo, sikap bapak ke relawan ke bawah? Saya, dan relawan yang setia kepada Prabowo ini akan memberi energi positif kepada pak prabowo bahwa kami itu ada dan setia," ungkap Kurniawan.

Pernyataan ini mengonfirmasi bahwa Apel Kebangsaan adalah sebuah unjuk kekuatan yang ditujukan untuk menunjukkan bahwa Presiden Prabowo tidak berdiri sendiri.

"Supaya rakyat indonesia tahu bahwa pak prabowo ini tidak berdiri sendiri, masih banyak relawannya. Kami tidak akan membiarkan prabowo berjuang sendiri," tegasnya.

Sinyal peringatan dari para relawan ini ternyata memiliki dua target utama. Target pertama jelas ditujukan kepada para lawan politik di luar pemerintahan.

Namun, target kedua yang tak kalah kerasnya, justru mengarah ke dalam lingkaran kekuasaan itu sendiri.

Baca Juga: Tegas! Ini 4 Pesan Politik Keras untuk Prabowo di Apel Kebangsaan 20 September

Para relawan menyoroti adanya potensi keroyalan dan kinerja yang tidak maksimal dari para pembantu presiden di kabinet.

Desakan untuk melakukan evaluasi dan pencopotan menteri menjadi pesan inti yang paling tajam dalam gerakan ini. Ini adalah sebuah peringatan bahwa kesetiaan di internal pemerintahan adalah harga mati.

"Dengan kondisi kekinian kita akan sampaikan dalam poin ketiga kita meminta kepada pak prabowo mencopot tidak ragu-ragu pembantu yang tidak loyal dan tidak pro rakyat. Itu. Yang paling penting," kata Kurniawan.

Presiden Prabowo Subianto melantik menteri dan wakil menteri baru Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025). (BPMI Sekretariat Presiden)

Ini bisa diartikan sebagai ultimatum dari basis pendukung paling loyal: stabilitas pemerintahan tidak akan tercapai jika masih ada 'duri dalam daging' di dalam kabinet.

Kurniawan membuat distingsi yang jelas antara relawan musiman dengan apa yang ia sebut sebagai relawan sejati.

Mereka adalah barisan yang telah teruji loyalitasnya sejak perjuangan politik Prabowo dimulai bertahun-tahun lalu.

"Relawan banyak, ada relawan prabowo, jokowi, gibran ada relawan aktivis, yang saya ajak ini adalah relawan sejatinya prabowo yang berjuang dari 2008 sampai 2024 kami setia tidak ke lain hati," jelasnya.

Dengan mengkonsolidasikan barisan inti ini, mereka ingin menunjukkan bahwa kekuatan politik Prabowo berakar pada loyalitas yang militan dan tak tergoyahkan oleh manuver politik jangka pendek. Mereka adalah garda terdepan yang siap pasang badan.

Acara yang kini dalam tahap pematangan akhir ini juga akan menampilkan atraksi budaya seperti Debus dan Pencak Silat.
Pemilihan Padepokan Pencak Silat sebagai lokasi seolah menjadi simbol bahwa ini adalah pertarungan yang membutuhkan kekuatan, strategi, dan ketahanan, layaknya seorang pendekar yang mempertahankan kehormatannya.

Load More