Andi Ahmad S
Selasa, 16 September 2025 | 16:23 WIB
Ilustrasi tangan basah (Freepik)
Baca 10 detik
  • Ada Beragam Pilihan Penanganan, dari Sederhana hingga Permanen
  • Hiperhidrosis adalah Kondisi Medis yang Berdampak pada Kehidupan Sehari-hari
  • Hiperhidrosis Memiliki Dua Jenis Utama dengan Penyebab yang Berbeda
[batas-kesimpulan]

SuaraJabar.id - Merasa insecure setiap kali mau kenalan atau salaman? Selalu sedia tisu atau sapu tangan karena telapak tangan yang nggak pernah kering?

Atau mungkin, kamu lelah harus memilih baju warna gelap untuk menyamarkan noda keringat di ketiak? Jika jawabanmu iya, fix kamu nggak sendirian. Kondisi ini dikenal sebagai hiperhidrosis.

Kabar baiknya, kamu tidak harus pasrah dan hidup dengan kondisi ini selamanya. Menurut dr. Stella Aprilia, Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular dari Eka Hospital Cibubur, ada berbagai solusi efektif yang bisa disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisimu.

“Keringat adalah cara alami tubuh untuk mendinginkan diri. Namun, pada kondisi hiperhidrosis, seseorang berkeringat secara berlebihan. Kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup bahkan mengurangi kepercayaan diri,” jelas dr. Stella.

Jadi, apa saja senjata yang bisa kamu gunakan untuk melawan keringat berlebih? Berikut adalah 5 cara mengatasi hiperhidrosis, dari level awal hingga solusi tuntas.

1. Antiperspirant Khusus (Level Awal)

Ini adalah langkah pertama dan paling mudah diakses. Tapi, lupakan deodoran biasa yang hanya melawan bau. Kamu butuh antiperspirant clinical strength yang mengandung aluminium klorida.

Cara Kerja Bahan aktif ini bekerja dengan cara membentuk sumbatan sementara pada saluran kelenjar keringat, sehingga produksi keringat di area tersebut berkurang drastis.

Cocok Untuk Kasus ringan hingga sedang di area ketiak, tangan, atau kaki.

Baca Juga: Keringat Berlebih di Telapak Tangan? dr. Stella Aprilia Bocorkan Cara Jitu Mengatasinya

2. Iontophoresis (Perawatan Rutin di Rumah)

Jika antiperspirant saja tidak cukup, terutama untuk area tangan dan kaki, metode ini bisa jadi pilihan. Iontophoresis adalah prosedur medis yang bisa dilakukan di klinik atau bahkan di rumah dengan alat khusus.

Cara Kerja Kamu merendam tangan atau kaki dalam wadah berisi air yang dialiri arus listrik ringan. Arus ini akan "menonaktifkan" kelenjar keringat untuk sementara. Tenang, prosesnya aman dan tidak menyakitkan.

Cocok Untuk Hiperhidrosis pada telapak tangan dan telapak kaki.

Dr. Stella Aprilia Spesialis Bedah Toraks, Kardiak, dan Vaskular dari Eka Hospital Cibubur [Andi/Suara.com]

3. Suntikan Botox (Solusi Jitu untuk Ketiak)

Ya, botox nggak cuma buat urusan estetika wajah! Suntikan botulinum toxin adalah salah satu perawatan paling efektif untuk hiperhidrosis, terutama di area ketiak.

Cara Kerja Botox akan memblokir sinyal kimia dari saraf yang merangsang kelenjar keringat. Hasilnya, area yang disuntik akan menjadi jauh lebih kering.

Cocok Untuk Hiperhidrosis parah di ketiak. Efeknya bisa bertahan 6-12 bulan sebelum perlu diulang.

4. Obat-obatan Oral (Dari Dalam Tubuh)

Untuk kasus di mana keringat berlebih terjadi di banyak bagian tubuh (generalisata), dokter mungkin akan meresepkan obat minum.

Cara Kerja Obat jenis antikolinergik ini bekerja secara sistemik (di seluruh tubuh) untuk mengurangi aktivitas kelenjar keringat secara umum.

Penting Penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan ketat dokter karena memiliki potensi efek samping seperti mulut kering atau mata kabur.

5. Operasi ETS (Solusi Permanen, Opsi Terakhir)

Jika semua cara di atas gagal memberikan hasil yang memuaskan, Simpatektomi Torakoskopik Endoskopi (ETS) bisa menjadi solusi pamungkas. Ini adalah prosedur bedah minimal invasif yang menargetkan langsung sumber masalahnya.

Cara Kerja Dokter bedah akan membuat sayatan kecil untuk memotong atau menjepit simpul saraf simpatik di rongga dada yang mengirim sinyal keringat berlebih ke tangan atau wajah.

Hasil Sangat efektif dan permanen. Pasien sering melaporkan tangan mereka langsung kering sesaat setelah operasi selesai.

Risiko Ada potensi efek samping berupa keringat kompensasi, di mana keringat berlebih pindah ke area lain seperti punggung atau perut. Namun, menurut dr. Stella yang berusia 34 tahun ini, bagi banyak pasien, efek ini masih lebih bisa diterima daripada masalah awal mereka.

Load More