Ronald Seger Prabowo
Kamis, 09 Oktober 2025 | 12:05 WIB
Ketua Forum Komunikasi Pemuda Mahasiswa (FKPM) Tasik Utara, Aji Samiaji. [Suara.com/Dok Pribadi]
Baca 10 detik
  • Program MBG akan menjadi warisan besar pemerintahan Presiden Prabowo jika dikelola dengan profesional, transparan, dan berbasis hati nurani.
  • Pelaksana MBG tidak boleh dipilih sembarangan, melainkan harus berkompetensi di bidang gizi, logistik, serta pelayanan publik.
  • Pentingnya memastikan agar program MBG tidak menyingkirkan pedagang kecil yang selama ini menggantungkan hidupnya di lingkungan sekolah.

SuaraJabar.id - Ketua Forum Komunikasi Pemuda Mahasiswa (FKPM) Tasik Utara, Aji Samiaji, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis dalam membangun fondasi sumber daya manusia unggul Indonesia.

Ia menegaskan, MBG bukan sekadar kebijakan populis, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.

"Sebagai bagian dari generasi muda yang peduli arah pembangunan, kami melihat MBG adalah harapan. Harapan bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan," ujar Aji Samiaji di Tasikmalaya, Kamis (9/10/2025).

Aji menilai, program MBG akan menjadi warisan besar pemerintahan Presiden Prabowo jika dikelola dengan profesional, transparan, dan berbasis hati nurani.

Menurutnya, pelaksana MBG tidak boleh dipilih sembarangan, melainkan harus berkompetensi di bidang gizi, logistik, serta pelayanan publik.

“Sistem rekrutmen dan pengawasan harus berbasis kompetensi, bukan kedekatan politik atau relasi pribadi. Ini penting agar kualitas layanan tetap terjaga,” tegasnya.

Lebih lanjut, Aji juga menyoroti pentingnya memastikan agar program MBG tidak menyingkirkan pedagang kecil yang selama ini menggantungkan hidupnya di lingkungan sekolah.

Ia menilai, pedagang kecil merupakan bagian dari ekosistem sosial yang sudah lama tumbuh berdampingan dengan siswa dan guru.

“Jangan sampai niat memberi makan anak-anak justru membuat para pedagang kecil kelaparan. Negara harus hadir dengan solusi yang adil dan inklusif. Libatkan para pedagang dalam skema pelaksanaan MBG, jadikan mereka mitra, bukan korban,” ungkapnya.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Akan Hentikan Dapur MBG yang Racuni Siswa

Aji yang aktif juga sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam ini mengusulkan agar pemerintah memberi pelatihan, sertifikasi, dan ruang kontribusi bagi pedagang kecil dalam penyediaan makanan bergizi.

Dengan cara itu, MBG tidak hanya memberi makan anak-anak, tapi juga menghidupkan ekonomi rakyat kecil.

“Program MBG bisa berjalan berdampingan dengan ekonomi lokal jika dikelola dengan hati dan akal sehat. Jangan biarkan semangat pemerataan gizi berubah menjadi ketimpangan ekonomi baru,” jelas Aji.

Menurutnya, generasi muda dan masyarakat sipil harus ikut mengawal program MBG agar benar-benar menjadi gerakan yang berpihak pada rakyat, dari anak-anak hingga pedagang di depan sekolah.

“Mari kita pastikan bahwa anak-anak Indonesia tidak hanya kenyang, tapi juga tumbuh dengan gizi, cinta, dan masa depan yang cerah. Keberhasilan MBG bergantung pada profesionalisme dan semangat gotong royong kita semua,” tutupnya.

Load More