- Diduga setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis
- Tim kesehatan sudah melakukan penanganan medis terhadap siswa
- Delapan siswa masih menjalani perawatan di Puskesmas
SuaraJabar.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menangani siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sindang Sari 1 Kecamatan Kawali yang mengalami gejala keracunan.
Diduga setelah menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya.
"Saat ini diduga ada keracunan, kita belum memastikan ini dari MBG atau bukan, tetapi sampai saat ini ada 10 orang anak dari SDN Sindang Sari 1 Kawali yang dibawa ke Puskemas Kawali," kata Kepala Dinkes Kabupaten Ciamis Rizali Sofyan kepada wartawan di Ciams, Jumat 3 Oktober 2025.
Ia menuturkan tim kesehatan sudah melakukan penanganan medis terhadap siswa dengan kondisi keluhan sakit seperti mual, muntah, lemas, sakit perut, dan sesak napas.
Namun siswa yang mendapatkan penanganan medis itu, kata dia, sebanyak dua orang dilaporkan sudah diperbolehkan pulang.
Tersisa delapan siswa lagi masih menjalani perawatan di Puskesmas Kawali.
"Kondisi yang delapan orang alhamdulillah saat ini membaik, kondisi sudah tertangani, dan saat ini kami masih melakukan pemantauan," katanya.
Meski kondisi siswa sudah membaik, kata dia, pihaknya tetap masih siaga karena khawatir ada korban keracunan lain yang membutuhkan penanganan medis.
"Kami berharap sebenarnya ini yang terakhir tidak ada lagi kasus," katanya.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Akan Hentikan Dapur MBG yang Racuni Siswa
Ia menyampaikan menu MBG yang disajikan di sekolah siswa tersebut yakni bubur kacang.
Kemudian puding atau jeli, lalu ada keju yang saat ini sedang dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui penyebabnya.
"Kita periksa apakah yang dimungkinkan menjadi penyebabnya harus ditemukan," katanya.
Ia menambahkan kejadian keracunan makanan di Ciamis itu yang kedua kalinya, sebelumnya pernah terjadi di Kecamatan Pamarican yang tercatat mencapai 118 orang.
Kejadian di Pamarican juga, kata dia, sudah dilakukan pemeriksaan sampel makanan yang disajikan dalam MBG untuk mengetahui penyebabnya, yang hasilnya masih menunggu proses uji laboratorium sekitar 10 hari.
"Yang di Pamarican hasilnya belum keluar, ya mungkin sekitar 10 harian lagi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Komisioner Kompolnas Buka Suara Terkait Larangan Polisi Aktif Menjabat di Organisasi Sipil
-
19 Tersangka dan 4 Proyek Ganda, Siapa Lagi yang Terseret Usai OTT?
-
Sadis, Begal di Karawang Tak Ragu Bacok Korban Demi Motor
-
Gerbang Tol Karawang Timur Diambil Alih Tanggung Jawab Bupati Aep, Apa Rencananya?
-
Pakar Kebijakan Publik Kritik MK: Polisi dan Kementerian Sama-Sama Sipil