Andi Ahmad S
Senin, 20 Oktober 2025 | 19:17 WIB
Prabowo (Dok. Sekretariat Negara)
Baca 10 detik
  • Generasi muda beruntung hidup di era teknologi yang sangat memudahkan akses belajar dan informasi. 

  • Prabowo memperingatkan bahwa kemudahan teknologi rentan disalahgunakan untuk manipulasi dan kebohongan. 

  • Teknologi adalah pedang bermata dua; perlu waspada karena AI mampu menyebar disinformasi cepat. 

SuaraJabar.id - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyatakan bahwa generasi muda saat ini sangat beruntung karena hidup di era teknologi yang menawarkan segudang kemudahan untuk belajar dan mengakses informasi.

Namun, di balik segala kemudahan tersebut, Presiden Prabowo juga memberikan peringatan tegas mengenai potensi penyalahgunaan teknologi untuk menyebarkan kebohongan dan manipulasi.

Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan pada sidang senat terbuka wisuda 521 sarjana Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Trans Convention Centre, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (19/10/2025).

Presiden Prabowo Subianto membandingkan cara belajar di eranya dengan kemudahan yang dinikmati generasi muda sekarang. Ia mengakui, di masa lalu, proses belajar sebagian besar mengandalkan buku-buku fisik. Bahkan hingga kini, kebiasaan membaca intensif masih menjadi rutinitasnya.

"Saya sampai sekarang masih mungkin 2, 3, 4 jam tiap hari saya belajar tiap hari boleh tanya ajudan saya, staf saya. Saya tidur jam berapa? Malam, dua jam paling sedikit saya baca," kata Prabowo.

Namun, ia juga melihat perubahan drastis dalam cara belajar. "Sekarang ada alat yang luar biasa untuk anak-anak muda. Sekarang ada YouTube, ada internet ya, zaman saya dulu enggak ada ChatGPT, enak sekali kalian ya," imbuhnya.

Meskipun mengapresiasi kemajuan teknologi, Presiden Prabowo mengingatkan agar kemudahan ini tidak disalahgunakan. Menurutnya, teknologi memang sangat membantu manusia, tetapi juga bisa menjadi alat yang ampuh untuk menipu dan menyebarkan kebohongan dengan kecepatan luar biasa. Bahkan, AI kini mampu membuat sesuatu tampak benar, padahal itu adalah manipulasi.

Presiden Prabowo kemudian mencontohkan beberapa pengalaman pribadinya yang pernah menjadi korban manipulasi digital. Mulai dari video yang menampilkan seolah-olah dirinya pandai bernyanyi, hingga rekaman pidato palsu dalam berbagai bahasa asing seperti Mandarin dan Arab, semua itu adalah bukti nyata ancaman disinformasi.

Ia juga menyinggung praktik manipulasi informasi di ruang publik, seperti penggambaran peristiwa yang dilebih-lebihkan dengan menggunakan foto atau video lama untuk memperbesar jumlah peserta aksi atau massa. Dalam pandangannya, hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa kemajuan teknologi dapat menjadi pedang bermata dua, membawa manfaat sekaligus risiko.

Baca Juga: Bandung Zoo Dibuka Ilegal? YMT Meradang, Salahkan Pemkot Bandung

"Teknologi bisa bantu kita luar biasa dan kita tidak boleh takut teknologi, tapi teknologi pun harus kita waspadai, rakyat harus dikasih tahu tidak semua yang ada di YouTube, di sosmed itu benar dan baik," ucapnya. [Antara].

Load More