-
PCNU Bogor apresiasi rencana Presiden Prabowo bentuk Ditjen Pesantren di Kemenag sebagai hadiah istimewa.
-
Kebijakan ini adalah pengakuan negara atas peran pesantren membangun moral, peradaban Islam, dan kemandirian bangsa.
-
Ditjen Pesantren jadi tonggak sejarah yang perkuat posisi pesantren sebagai lembaga strategis pembangunan nasional.
SuaraJabar.id - Rencana Presiden RI Prabowo Subianto untuk membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia mendapat sambutan hangat dan apresiasi tinggi dari berbagai kalangan, termasuk dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor.
Ketua PCNU Kabupaten Bogor, Abdul Somad atau yang akrab disapa Gus Dul, menilai kebijakan ini sebagai hadiah terbaik dan istimewa bagi seluruh santri di Indonesia.
"Restu dan kebijakan Presiden Prabowo perihal pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren merupakan hadiah terbaik bagi kita semua kaum santri," ujar Gus Dul, Jumat (24/10/2025).
Ia menambahkan, apresiasi ini juga datang dari Kabupaten Bogor, yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan jumlah pesantren terbanyak di Provinsi Jawa Barat.
Atas nama warga Nahdliyin dan keluarga besar pesantren di Kabupaten Bogor, Gus Dul menyampaikan rasa syukur, hormat, dan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas perhatian yang besar terhadap dunia pesantren.
Gus Dul menilai, pembentukan Ditjen Pesantren merupakan bentuk pengakuan negara atas kiprah pesantren yang selama ini telah berperan sangat penting dalam membangun moral, peradaban Islam, serta kemandirian bangsa Indonesia.
"Bagi kami, kebijakan ini merupakan wujud perhatian Presiden Prabowo terhadap sumbangsih pesantren dalam membangun moral dan peradaban Islam serta kemandirian Indonesia," ungkapnya.
Ia menambahkan, rencana pembentukan Ditjen Pesantren menandai babak baru dalam kebijakan nasional yang akan semakin memperkuat posisi pesantren sebagai lembaga strategis dalam pembangunan bangsa.
Menurutnya, kehadiran Ditjen Pesantren juga menjadi tonggak sejarah baru yang menunjukkan bahwa negara hadir dan berpihak pada pesantren sebagai lembaga yang selama berabad-abad telah berkontribusi besar dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan keagamaan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Jawa Barat Zona Merah Keracunan MBG Tertinggi Nasional: Ribuan Anak Jadi Korban!
"Pesantren kini diakui bukan hanya sebagai lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga sebagai pusat peradaban, pemberdayaan sosial, ekonomi, dan kemandirian umat," tuturnya.
Gus Dul berharap, pembentukan Ditjen Pesantren ini mendapat dukungan penuh dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan seluruh pemerintah daerah di Indonesia.
Tag
Berita Terkait
-
Jawa Barat Zona Merah Keracunan MBG Tertinggi Nasional: Ribuan Anak Jadi Korban!
-
Ini Pejabat Hampir Dipecat Dedi Mulyadi Karena Kasus Data APBD
-
Fakta Iklan Air Pegunungan: Aqua Diduga Pakai Sumur Bor, BPKN Bakal Panggil Direksi
-
Soroti Kasus Ibu Tiri Bunuh Anak, Ketua TP PKK: Pemkab Bogor 'Sentuh' Anak-anak di Garis Kemiskinan
-
Mengapa UIKA Bogor? Bongkar Alasan Kampus Ini Lolos ke Daftar 19 PTS Unggul Jawa Barat
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
Terkini
-
Bootcamp Data Analyst Dibimbing.id: Saat Karier Stagnan, Inilah Jalan Pintas Menuju Peluang Baru
-
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Otista Bandung, Ada Luka Tusuk
-
Transaksi Tembus hingga Rp1.440 Triliun, AgenBRILink Jadi Jantung Keuangan Rakyat di Desa
-
Tertipu Rayuan Maut Orang Dalam, 10 Pencari Kerja di Bekasi Gigit Jari Uang Melayang
-
Beli Sembako Harus Pakai Perahu, Warga Eretan Wetan Menyerah pada Laut: Kami Mau Pindah