Andi Ahmad S
Minggu, 07 Desember 2025 | 02:20 WIB
Ilustrasi Longsor di Bandung, Jawa Barat [Ist]
Baca 10 detik
  • Bupati Dadang Supriatna memimpin evakuasi longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung, mencari tiga warga (Aisyah, Citra, Alfa) yang tertimbun sejak Jumat sore.

  • Pencarian korban dilakukan manual oleh 100 personel Tim SAR Gabungan karena kondisi tanah labil dan risiko longsor susulan, sehingga alat berat belum dipakai.

  • Pemkab Bandung menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana (5–14 Des 2025) di 15 kecamatan terdampak cuaca ekstrem dan mengimbau warga rawan mengungsi.

SuaraJabar.id - Cuaca ekstrem yang mengepung wilayah Jawa Barat kembali memakan korban. Duka mendalam kini menyelimuti Kampung Condong, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung.

Peristiwa tanah longsor yang terjadi pada Jumat (5/12/2025) sore tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga menimbun tiga orang warga yang hingga kini masih dalam proses pencarian intensif.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, tidak tinggal diam di balik meja. Ia turun langsung ke zona merah bencana untuk memimpin operasi penyelamatan. Langkah gercep (gerak cepat) ini diambil mengingat kondisi medan yang sangat berisiko.

“Kami mendapat laporan sekitar pukul 17.00 WIB. Tim BPBD langsung merespons dari Posko Baleendah, namun evakuasi tidak dapat dilakukan karena minim penerangan dan kondisi tanah labil,” katanya dilansir dari Antara.

Data korban yang masih dalam pencarian cukup menyayat hati, karena melibatkan tiga generasi berbeda, mulai dari lansia, Gen Z, hingga anak-anak. Identitas ketiga korban yang dilaporkan hilang tertimbun material tanah adalah:

  • Aisyah (60)
  • Citra (20)
  • Alfa (10)

Berdasarkan pemetaan di lapangan, posisi korban terpisah di dua titik berbeda. Dua korban diperkirakan terjebak di area reruntuhan rumah, sementara satu korban lainnya diduga terseret hingga ke sekitar bantaran sungai.

“Demi keselamatan bersama, kami mengimbau masyarakat tidak memasuki areal longsor maupun zona pencarian. Hanya petugas yang boleh masuk,” ujar Bupati.

Operasi SAR kali ini menghadapi tantangan teknis yang berat. Meskipun Tim SAR Gabungan telah menurunkan sekitar 100 personel dari berbagai instansi dan relawan, penggunaan teknologi alat berat masih ditahan. Kondisi tanah yang masih sangat gembur dan labil dikhawatirkan akan memicu bencana susulan jika dipaksakan.

“Alat berat sudah siap, tetapi penggunaannya berisiko memicu longsoran tambahan. Untuk sementara pencarian dilakukan manual,” jelas Dadang.

Baca Juga: Lereng Gunung Sinapeul Longsor, 100 KK di Arjasari Dievakuasi Darurat Malam Ini

Melihat eskalasi bencana yang meluas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mengambil langkah strategis. Bupati Dadang secara resmi menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana yang berlaku mulai 5 hingga 14 Desember 2025.

Keputusan ini diambil karena longsor di Arjasari hanyalah satu dari sekian banyak titik bencana. Sedikitnya ada 15 kecamatan di Kabupaten Bandung yang kini terdampak cuaca ekstrem. Status ini memungkinkan pemerintah untuk memobilisasi sumber daya anggaran dan logistik secara lebih cepat dan fleksibel.

Di tengah upaya penanganan, Dadang Supriatna juga menyoroti akar masalah ekologis yang memperparah dampak bencana. Ia memberikan ultimatum keras kepada oknum-oknum yang masih melakukan alih fungsi lahan atau perusakan hutan di wilayah hulu.

“Kepada pihak yang masih merusak hutan, saya tegaskan untuk menghentikan kegiatan tersebut. Risiko bencana semakin besar,” tegasnya.

Load More