Andi Ahmad S
Selasa, 23 Desember 2025 | 21:57 WIB
Ilustrasi tambang emas ilegal di Cigudeg Bogor, Jawa Barat. (Dok. Greenpeace)
Baca 10 detik

Aktivitas tambang emas ilegal di Cigudeg kembali memakan korban jiwa. Seorang warga dilaporkan tewas tertimbun di Lubang Sarwee saat melakukan penggalian pada Selasa dini hari tanpa standar keselamatan.

Eksploitasi emas di Bogor Barat terus mengancam nyawa pekerja. Meskipun ilegal dan berbahaya, warga tetap nekat bertaruh nyawa di kedalaman lubang demi keuntungan ekonomi sesaat yang sangat berisiko.

Hingga kini, otoritas setempat belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden maut tersebut. Kapolsek, Camat, maupun Kepala Desa masih belum merespons upaya konfirmasi mengenai kebenaran jatuhnya korban di lokasi.

SuaraJabar.id - Gemilau emas di perut bumi Bogor Barat kembali diduga meminta tumbal nyawa. Belum kering ingatan publik tentang maraknya aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang viral beberapa waktu lalu, kini kabar duka kembali menyeruak dari kawasan Gunung Guruh, Kampung Cirangsad, Desa Banyuwangi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Pada Selasa dini hari, 23 Desember 2025, di saat mayoritas warga masih terlelap, insiden dugaan maut dilaporkan terjadi di salah satu lubang galian.

Informasi yang beredar di kalangan warga setempat menyebutkan bahwa aktivitas ilegal yang nekat beroperasi di tengah malam itu diduga kuat telah memakan korban jiwa akibat tertimbun material tanah.

Berdasarkan informasi yang didapat Suara.com, lokasi kejadian mengerucut pada sebuah lubang galian yang dikenal dengan nama Lobang Sarwee.

Nama ini sebelumnya sempat mencuat dalam investigasi terkait dugaan adanya aktor intelektual di balik maraknya tambang ilegal di kawasan tersebut.

Salah seorang warga Cigudeg yang enggan disebutkan namanya demi keamanan, memberikan kesaksian yang menggetarkan hati.

Ia mengonfirmasi adanya insiden kecelakaan kerja di lokasi tambang liar tersebut yang menimpa seorang pekerja.

"Satu orang dikabarkan meninggal di lobang Sarwee, warga Cipangaur," kata sumber tersebut kepada tim redaksi.

Parkiran Kendaraan Diduga Milik Aparat di Lokasi Gunung Guruh, Kampung Cirangsad, Desa Banyuwangi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [Andi Ahmad S/Suara.com]

Kabar ini sontak menyebar cepat melalui pesan berantai di kalangan masyarakat sekitar, menambah daftar panjang kelamnya sejarah pertambangan rakyat yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja (K3) di Bogor Barat.

Baca Juga: Viral 'Kampung Terpal Biru' di Gunung Guruh Bogor, Publik Colek Dedi Mulyadi hingga Rudy Susmanto

Kematian di lubang tambang bukan sekadar angka statistik, melainkan tragedi kemanusiaan yang berulang.

Keuntungan ekonomi sesaat yang ditawarkan oleh butiran emas seringkali harus dibayar mahal dengan nyawa para pekerjanya yang bertaruh hidup di kedalaman puluhan meter tanpa jaminan keamanan.

Di tengah simpang siur informasi dan kepanikan warga, respons dari otoritas setempat menjadi hal yang paling dinantikan untuk meluruskan fakta.

Tim redaksi telah berupaya melakukan konfirmasi secara intensif kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab di wilayah tersebut.

Upaya menghubungi Kapolsek Cigudeg, Camat Cigudeg, hingga Kepala Desa Banyuwangi telah dilakukan berulang kali, baik melalui sambungan telepon maupun pesan singkat, guna memvalidasi kabar meninggalnya satu warga tersebut.

Namun, hingga berita ini diterbitkan pada Selasa malam, para pejabat pemerintah dan kepolisian tersebut belum memberikan jawaban atau pernyataan resmi.

Load More