Pekerjaan itu ia lakoni selama bertahun-tahun. Acim mengaku dengan duit itu dapat menghidupi keluarganya. Namun, makan dengan ala kadarnya.
“Makan kadang ya bikin bubur, atau rnggak nasi, pokoknya yang penting mah ada nasi, nanti lauknya ya apa saja seada-adanya,” imbuh Acim.
Cicih kini mengalami kondisi yang darurat. Penyakit diabetesnya mengalami kadar glukosa yang meninggi mencapai 374 dari normal biasanya 140. Tensi darah Cicih juga rendah hingga mencapai 70 hingga berpotensi drop dan Hemoglobin 3 dengan kategori anemia berat pengaruh dari kadar nutrisi.
Kondisi Acim dan Cicih yang merana menggerakan warga Desa Cibening, Setu, untuk bergotong-royong membangunkan rumah tinggal. Rumah itu dibangun 10 meter dari gubuk yang dibangun Acim.
Baca Juga:Presiden Jokowi Dikabarkan Bakal Kunjungi Bekasi, Wali Kota: Jangan Deh
Menurut Ketua RT 02/06, Kampung Rawa Atug, Desa Cibening, Setu, Sain PD (58) mengatakan pembangunan rumah tinggal untuk keluarga Acim hasil dari swadaya masyarakat.
Progres pekerjaannya saat ini sudah 80 persen. Bangunan itu berukuran 5,5 x 6 meter di lahan perairan milik desa. Warga menyumbang uang dengan nominal yang tak dipatok.
Setelah terkumpul material, Sain bersama warga lain ikut membangun rumah tinggal untuk Acim dan Cicih. Saat ini pondasi serta dinding telah terbangun.
“Sisanya atap baja ringan berikut juga lantai keramik. Ya kira-kira dalam satu minggu kerepan sidah dapat ditinggali,” katanya.
Sain sebagai kepala lingkungan merasa tak tega dengan kondisi keluarga Acim. Pembangunan rumah tinggal itu juga diakuinya atas persetujuan kepala desa setempat.
Baca Juga:Anies Izinkan Pemkot Bekasi Buang Sampah Sisa Banjir di TPST Bantargebang
“Sebenarnya saya sempat meminta agar saudaranya dapat menyediakan lahan untuk sapat membangun rumah, tapi tidak ada respon. Akhirnya saya meminta izin kepala desa dan disetujui dibangun pada pahan perairan milik desa,” ungkapnya.