Sementara itu Tim Bidang Pergerakan Tanah PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Geologi) menurunkan tim, untuk melakukan pengecekan, pasca longsor yang terjadi di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Tim tersebut diturunkan untuk mengetahui secara pasti apa penyebab terjadinya longsor itu. Ketua Tim pengecekan, Anjar, menuturkan pengecekan nanti dilakukan dengan dua metode, diantaranya menggunakan drone dan aerial.
"Yang pertama dengan menggunakan drone survey pemetaan langsung di permukaan tanah satu lagi aerial jadi biar mendukung analisis yang di bawah permukaan dan diatas permukaan," kata Anjar saat dihubungi.
Anjar menuturkan, pengecekan dengan dua metode itu, untuk pemetaan dimensi longsor serta untuk langkah penanganan serta antisipasi kedepannya. Pengecekan dilakukan siang nanti, dengan menurunkan empat orang dari PVMBG. Timnya, akan bergabung dengan BPBD Kabupaten Bandung Barat, untuk langsung turun melakukan pemetaan.
"Jadi kita nanti bisa melihat gambaran secara utuh lokasi longsor seperti apa dimensinya. Kemudian mekanisme yang disitu seperti apa, apakah nanti bisa berkembang lanjut ke tempat lain atau seperti apa nanti kita lihat dari atas udara seperti apa," jelasnya.
Baca Juga:Polisi Selidiki Penyebab Longsor di Bandung Barat Dekat Tol Purbaleunyi
Untuk hasilnya sendiri. Anjar mengatakan butuh waktu yang cukup lama sebelum dapat disimpulkan pada laporannya. Setidaknya untuk hasil pengecekan itu. Timnya memerlukan waktu kurang lebih satu minggu.
"Untuk hasilnya enggak hari ini. Soalnya nanti kita mau cek juga Sumedang. Tapi biasanya semingguan lah," kata dia.
Diketahui, tebing setinggi kurang lebih 20 meter, mengalami longsor hingga menimpa rumah warga di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Peristiwa longsor itu terjadi pada Selasa malam tadi sekitar pukul 19.00 WIB. Selain menimbun rumah warga, material tanah pun menimbun area persawahan.
Selain rumah Jajang, ada sembilan rumah lainnya yang juga mengalami rusak berat dan terancam pergerakan tanah tersebut.
Baca Juga:Longsor di Bandung Barat, Ancam Ruas Tol Cipularang Kilometer 108
Kontributor : Cesar Yudistira