Pada hari Senin (9/3/2020), seminggu pasca pengumuman tersebut, ia menulis curahan panjang mengenai hari-hari tersulit dalam hidupnya sebagai ibu RT Perumahan Studio Alam Indah.
"Pasca penyemprotan disinfektan yang Senin itu selesai jam 00.30, kami harus menghadapi realitas yang tidak mudah di rumah," tulis Anis.
Hari itu usai pengumuman, anak keduanya demam tinggi sementara anak pertamanya terus memegangi kepala. "Katanya sakit dan pusing," tulisnya. Malam itu ia bersama suami tak bisa tidur karena harus mengompres anak kedua mereka yang mengalami demam tinggi. Selama satu minggu penuh, anak kedua Anis terbaring di rumah karena sakit.
Anis pun terpaksa harus pergi menemui dokter pada hari Selasa (3/3/2020) karena kondisi kesehatannya drop. Tekanan darah Anis naik hingga 180/110 dengan tingkat kolesterol 371. Suaminya, Teguh Prawiro tak henti memberikan semangat. "Mama harus sehat, Ayah tak bisa menghadapi ini sendirian," demikian tutur Teguh seperti ditulis oleh Anis via Facebook.
Baca Juga:Khawatir Virus Corona, Penumpang Kereta Bertengkar Gara-gara Batuk
Namun, ternyata puncak dari situasi sulit ini terjadi pada hari Jumat (6/3/2020). Hari itu seseorang entah siapa mengirim seekor bangkai anjing dalam plastik lengkap bersama kain kafan ke rumahnya. Anis menemukan bangkai hewan malang itu di belakang rumah dan langsung meminta suaminya untuk mengubur. Beberapa jam setelah itu, tiba-tiba ia mendapat kabar bahwa empat orang warga yang menjenguk pasien kasus satu dan kasus dua dinyatakan sebagai suspect virus corona dan harus diisolasi.
Anis yang langsung mendatangi keluarga tersebut tak kuasa saat melihat mereka menangis mendengar kabar itu. Ia membayangkan bagaimana kondisi mental mereka ke depan mengingat apa yang terjadi pada pasien kasus satu dan kasus dua. Sepanjang jalan, Anis berusaha untuk menahan air matanya agar tak keluar. Namun, usaha itu gagal tepat saat ia sampai di rumah. Ia menangis sejadi-jadinya, berusaha menumpahkan segala emosi dan pikiran. Suami Anis juga drop dan anak pertama mereka berlari menangis di kamar.
"Kok ujungnya seperti ini ya?" ujar Teguh, suami Anis. Jantungnya berdebar dengan kencang sehingga ia memutuskan untuk menghabiskan sisa hari Jumat itu dengan beristirahat sambil menonton Stand Up Comedy.
Anis yang menyaksikan musibah ini datang bertubi-tubi hanya bisa bergumam. Ia marah bukan kepada siapapun melainkan pemerintah. Ia merasa cara pemerintah menyikapi wabah ini sangat tidak manusiawi.
"Pemerintah lupa bahwa di balik pasien-pasien yang diumumkan adalah manusia yang memiliki hati dan rasa. Kami melihat penanganan corona ini tidak menggunakan hati," tulis Anis.
Baca Juga:Satu WNI di Australia Positif Virus Corona, Diduga Terkena di Restoran
Hari Minggu siang (8/3/2020), Anis kembali mengalami demam tinggi sampai 39 derajat celcius. Ia merasa lemas dan kelelahan. Untuk menghibur diri, ia lantas ikut menyaksikan tayangan Stand Up Comedy yang tempo hari berhasil membuat suaminya merasa sedikit terhibur. Humor memang tak bisa mengobati penyakit, tetapi setidaknya humor bisa mengobati luka hati dan pikiran. Ia lantas terpikir bagaimana jika warga RT di perumahannya menonton Stand Up Comedy bersama agar energi baik kembali menyapa mereka.