SuaraJabar.id - Di sebuah rumah berdinding triplek, Hasanah berjuang seorang diri mengurus kedua anaknya, Sahra (12) serta adiknya Silvani (8) yang menderita gangguan otak.
Sejak perceraian dengan sang suami dua tahun silam, Hasanah hanya tinggal di rumah semi permanen berukuran 6x6 meter bersama anak-anaknya yang hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, wanita asal Kampung Cimangir, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu mengandalkan pendapatan dari hasil warung.
Hasanah menceritakan kondisi yang dialami kedua anaknya berawal saat sang anak berusia dua tahun.
Baca Juga:Kisah Pilu TKW Asal Jabar, Diperkosa dan Melahirkan Anak di Penjara Dubai
Ketika itu Hasanah curiga dengan pertumbuhan anaknya, di mana berat badan tidak naik dan tidak aktif seperti anak seusianya.
"Saat lahir kedua anak dalam kondisi sehat dan normal. Si teteh (Sahra) mulai mengalami sakit memasuki usia dua tahun. Pertumbuhan badannya tidak berkembang, begitupun yang dialami adiknya (Silvana), hampir sama dengan tetehnya," kata Hasanah dilansir dari Sukabumi Update—jaringan Suara.com—Rabu (3/6/2020).
Berusaha Berobat
Berdasarkan keterangan dokter, kata Hasanah, kakak beradik Sahra dan Silvani menderita penyakit gangguan pada otak.
Hasanah sudah berusaha membawa kedua anaknya berobat. Mulai dari Puskesmas Sagaranten, RSUD Sekarwangi dan RSUD Bunut, bahkan berobat jalan.
Baca Juga:Kalah dari Manny Pacquiao, Vargas: Pukulannya Nggak Berasa
"Selama ini sudah berusaha untuk mengobati mereka, bahkan pernah dirawat di RSUD Sekarwangi, dan berobat jalan, memang sempat berhenti minum obat sehingga kondisinya lemah lagi," jelasnya.
Uluran Tangan Dermawan
Kondisi pilu yang diderita kakak beradik Sahra dan Silvani membuat banyak orang iba. Dari ularan tangan dermawan keduanya pun kembali berobat.
Ada juga dermawan yang mengirimkan berbagai kebutuhan untuk Sahra dan Silvani, diantaranya susu.
"Alhamdulillah untuk sekarang untuk biaya berobat sudah ada dari para donasi. Bahkan setiap bulan dikirim susu. Sudah hampir dua bulan ini dikirim susu," ungkap Hasanah.
Hasanah memaparkan, setelah berobat jalan kembali dilakukan, kondisi kedua anaknya membaik.
"Berat badan si teteh bertambah dari 6 kilogram naik menjadi 7 kilogram. Sedangkan si dede dari berat badan 7 kilogram, sekarang jadi 7,5 kilogram," terangnya.
Rindu Ayah
Di sisi lain, Hasanah menceritakan putrinya yang kecil kerap terlihat sedih hidup tanpa seorang ayah di sampingnya.
Kendati dalam keadaan sakit, Silvani tampak merindukan sosok sang ayah. Sebab ketika ada yang menjenguk seorang bapak, sikap Silvani berubah menjadi senang.
"Kalau yang nengok seorang bapak, kadang si dede ceria. Mungkin dia mendambakan kasih sayang seorang ayah. Tapi ya mungkin ini sudah takdir anak-anak, disaat mereka membutuhkan uluran kasih sayang ayah, tapi tidak ada di sampingnya," tutur Hasanah.