"2015 sempat dibuka, di bagusin jalannya. Mungkin sekarang juga masih ada bekasnya," ucapnya.
Pembukaan jalan itu pada 2015, di prioritaskan bagi tamu negara, saat perayaan KAA. Jalan tersebut sempat diaspal kembali dan dapat dilalui. Namun setelah KAA usai, jalan itu kembali di tutup.
SuaraJabar.id menyambangi lokasi jalan tersebut, masih ada sedikit jejak fungsi dari jalan itu. Terlihat masih ada sisa aspal bekas perbaikan saat 2015 lalu.
Kini jalan itu di tutup secara permanen, baik di bagian Utara dan bagian selatan dengan menggunakan besi pagar setinggi satu meter lebih dengan lebar hampir 30 meter kurang.
Baca Juga:Satpol PP Bandung Bubarkan Aktivitas Belajar Tatap Muka di SD Asy-Syifa
Untuk di bagian selatan, di balik pagar jalanan itu di tutupi seng, karena tengah terdapat perawatan jalan kereta api.
Terdapat beberapa pedagang kaki lima. Ada pedagang ban bekas, serta para penjual rokok keliling. Lokasi itu pun kerap di jadikan pemberhentian angkutan umum.
Sementara di bagian utara ditutup pagar. Namun masih dapat terlihat jalan Residen, yang saat ini sudah di tutup dan berfungsi sebagai lintasan kereta api saja. Jalanan ini, tegak lurus dengan Gedung Pakuan.
Dari bagian utara ini, masih nampak jelas bekas aspal yang pernah diperbaiki saat 2015 lalu. Tidak ada jejak sedikit pun, seperti tugu atau pintu jalan, di lokasi.
Beberapa warga yang kerap berjualan, di sekitaran jalan itu, tidak mengetahui asal usul jalan yang hanya memiliki lebar tak lebih dari 20 meter tersebut. Bahkan sebagian baru mengetahui jika dahulu jalan yang sudah di tutup secara permanen tersebut, merupakan jalanan umum.
Baca Juga:Pintar Rakit Senjata Api untuk Berburu, Pengusaha Bandung Ditangkap Polisi
"Nggak tahu pernah di buka atau enggak. Tapi kalau memang pernah di buka, ini juga cuma di pagar. Kemungkinan pernah di buka mungkin," kata Ari, pedagang kaki lima, di lokasi jalan Otista.