"Saya tegaskan bahwa itu bukan tawuran, tidak benar itu kalau tawuran apalagi sampai ada kata sudah membuat janji. Itu secara kebetulan saja ketemu di jalan, tidak ada komunikasi adik saya dan pelaku untuk tawuran," tegasnya.
Sementara itu, rekan Geri, Muhammad Hahdan (17) juga menepis kabar bahwa Geri tewas ditangan pelaku Mikel Stafanus Ferdian (17) karena berupaya melakukan pembacokan terhadap tersangka yang kini meringkuk di sel tahanan Polsek Pondok Gede.
"Senjata itu milik pelaku, bukan senjata milik Geri yang direbut, itu senjata milik Mikel yang memang sudah disiapkan," tambah Hahdan.
Sementara itu Kapolsek Pondok Gede, Kompol Hersiantony masih menyelidiki kasus kematian Geri Sean Natanial Bosen, remaja 17 tahun yang tewas dengan luka robek sabetan celurit pada bagian kakinya atas keributan di Jalan Raya Hankam, Pondok Melati, Kota Bekasi. Saat ini polisi masih memeriksa sejumlah saksi dan mencari alat bukti baru.
Baca Juga:Wali Kota Bekasi Ajak Warga Menyanyikan Lagu Indonesia Raya saat 17 Agustus
Hanya saja sampai hari ini penyidik baru menetapkan satu tersangka yaitu, Mikel Stafanus Ferdian (17). Barang bukti yang baru disita berupa celurit yang menewaskan korban Geri Sean.
"Tersangka masih satu orang berinisial M,17 tahun. (Pelaku lainnya) masih dalam proses)," kata Hersiantony kepada SuaraJabar.id.
Polisi membentuk tim untuk observasi di sekitar lokasi kejadian atau sepanjang Jalan Raya Hankam yang meliputi Kecamatan Pondok Melati dan Pondok Gede.
Hal ini untuk mengantisipasi adanya aksi balas dendam atau aksi tawuran.
Bahkan kata dia, komunitas atau perkumpulan anak muda jika masih ditemukan berkeliaran atau kumpul sejak pukul 22.00 WIB akan dibubarkan secara paksa. Hersiantony tidak ingin peristiwa yang terjadi pada Minggu (2/8/2020) dini hari lalu terulang kembali.
Baca Juga:Tawuran Pondok Melati Bekasi, Geri Sean Tewas karena Balas Dendam
"Terutama malam Sabtu dan Minggu, yang nongkrong semua akan kami bubarkan dan menempatkan tim pada titik yang rawan akan bentrokan dan tawuran," pungkasnya.