Siap-siap Liburan Tahun Depan, Kemenparekraf Siapkan Diskon Pariwisata 2021

Program itu, ujar dia, tidak saja melibatkan pihak hotel dan jasa transportasi, namun menggandeng berbagai pemangku kepentingan.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 16 Oktober 2020 | 17:04 WIB
Siap-siap Liburan Tahun Depan, Kemenparekraf Siapkan Diskon Pariwisata 2021
Momen liburan Nikita Willy dan Indra Priawan [Instagram/ Indpriw]

SuaraJabar.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan program diskon pariwisata untuk mendorong paket pembelian wisata domestik yang rencananya mulai dilaksanakan pada 2021.

"Pandemi Covid-19 ini memang akan ada tren pariwisata yang berubah. Kami juga sudah menyusun berbagai strategi. Dalam jangka pendek pada 2021, pasca-vaksin, dengan catatan kondisi sudah kondusif, kami menyiapkan program diskon pariwisata," kata Wakil Menparekraf RI Angela Tanoesoedibjo saat menjadi pembicara dalam Bincang Maya Tourism Industry Post Covid-19, Survival and Revival Strategy, Jumat (16/10/2020).

Program itu, ujar dia, tidak saja melibatkan pihak hotel dan jasa transportasi, namun menggandeng berbagai pemangku kepentingan.

"Yang lainnya (di luar hotel dan restoran-red) akan dijadikan satu dalam paket ini. Tentunya akan bekerja sama dengan stakeholders, harapannya membantu industri agar bisa pulih kembali," ujar Angela pada acara yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu.

Baca Juga:Nikita Willy dan Indra Priawan Berniat Traveling Usai Nikah, Kemana?

Untuk program pariwisata jangka panjang, lanjut Angela, diarahkan pada peningkatan "spending" atau pengeluaran dari wisatawan domestik.

Keindahan alam di Raja Ampat, Papua (shutterstock)
Keindahan alam di Raja Ampat, Papua (shutterstock)

Menurut dia, pandemi Covid-19 telah berdampak pada tiarapnya sektor pariwisata karena pariwisata memang sangat mengandalkan pergerakan manusia. "Indonesia dengan potensinya yang besar sesungguhnya memiliki peluang untuk wisata domestik dan ini masih bisa dimaksimalkan," ucapnya.

Angela menambahkan, jika dilihat dari data kunjungan wisatawan mancanegara pada 2019 sebanyak 16,1 juta orang, total pengeluarannya mencapai Rp274 triliun. Sementara itu, untuk 282 juta perjalanan wisatawan domestik atau nusantara total pengeluarannya sekitar Rp307 triliun.

"Jadi, ini sebenarnya masih bisa di-push, ini PR tersendiri bagaimana meningkatkan 'spending' volume perjalanan wisatawan nusantara. Selain itu juga ada potensi orang Indonesia yang sebelumnya pergi keluar negeri, dari data UNWTO pada 2018 mencatat jumlahnya sekitar 9,5 juta dengan pengeluaran sekitar Rp150 triliun," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan terkait dengan kondisi pandemi Covid-19, pihaknya aktif bersama-sama dengan pemerintah daerah dan pelaku pariwisata seperti PHRI dan BHA dalam hal memikirkan, mengusulkan dan mencari solusi atas upaya-upaya memajukan pariwisata Bali.

Baca Juga:Mahar Super Mewah, Begini Respons Penghulu Ditanya Pernikahan Nikita Willy

"Upaya itu kami lakukan mendukung program-program seperti Bali Great Experience dan Bali Movement. Kami juga terlibat aktif dalam setiap diskusi pariwisata untuk memberikan pemikiran kami kepada pemerintah daerah," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak