Dear Ridwan Kamil, Akang Dicari Warga Korban Ledakan Gunung Bohong

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diminta turun tangan karena pemukiman yang terdampat aktivitas peledakan atau blasting untuk jalur Kereta Cepat sudah tidak layak huni.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 01 Februari 2021 | 08:17 WIB
Dear Ridwan Kamil, Akang Dicari Warga Korban Ledakan Gunung Bohong
Warga Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13, Desa Laksanamekar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menunjukan retakan di lantai yang diduga diakibatkan oleh aktivitas penggunaan metode peledakan atau blasting pada pembuatan terowongan Kereta Cepat Jakarta Bandung di Gunung Bohong. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Pasalnya, metode yang digunakan selama ini yakni blasting atau peledakan sangat berdampak terhadap lingungan dan rumah warga. Seperti di Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Sebenarnya kami mendesak supaya teknis peledakan ini tidak digunakan karena jika terus digunakan akan memeberikan dampak besar terhadap lingkungan. Teruatam kondisi pemukiman warga dan keslematan warga,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, tahun 2019 aktivitas ledakan untuk membuat terowongan sebagai trase Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) mengakibatkan banyak rumah warga di Kompleks Tipar Silih Asih yang rusak pada bagian dinding dan stuktur lantai.

Terowongan Kereta Cepat Jakarta Bandung di Gunung Bohong yang dibuat menggunakan metode blasting yang diduga sebagai penyebab kerusakan rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13, Desa Laksanamekar, Kabupaten Bandung Barat (KBB). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]
Terowongan Kereta Cepat Jakarta Bandung di Gunung Bohong yang dibuat menggunakan metode blasting yang diduga sebagai penyebab kerusakan rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13, Desa Laksanamekar, Kabupaten Bandung Barat (KBB). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Tercatat ada delapan kali ledakan saat itu, hingga warga akhrinya bersikeras menolak peledakan dilanjutkan hingga saat ini, sampai benar-benar ada solusi konkret. Meiki menduga kerusakan serupa terjadi di wilayah lain yang berdekatan dengan proyek strategis nasional itu.

Baca Juga:Diguncang Ledakan, Tanah Terbelah dan Dinding Rumah Warga KBB Retak-retak

Sejak adanya dampak hebat tersebut, kata dia, Walhi sangat mengecam dengan apa yang dilakukan pemegang proyek KCJB itu. Sebab selain berdampak terhadap rumah, ledakan itu juga berdampak terhadap struktur tanah yang dihuni warga.

“Struktur tanah sudah tak lagi memungkinkan untuk ditempati karena dikhawatirkan terjadi longsor. Apalagi saat ini sedang hujan,” ujarnya.

Pihaknya meyakini masih ada metode lain yang bisa digunakan untuk menebus gunung tersebut. Untuk itu, Walhi meminta agar PT KIC tidak hanya memperhitungkan target, tapi juga dampak terhadap lingkungan warga yang harus dikedepankan.

“Teknologi lain yang kami yakini ada. Misal menggunakan teknologi bor. Kami yakin opsi itu masih bisa dilakukan,” tutur Meiki. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Baca Juga:Terungkap! Banyak Industri di Karawang Tutupi Kasus Positif Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak