Sepi agenda manggung, Goredath memutuskan untuk menggodok materi album pertamanya, pada 2021. Mereka tengah mematangkan materi beberapa lagu lagi sebelum masuk dapur rekaman.
"Target awal sih 2020 kita rilis album, tapi karena Abah (Andris) sibuk sama Nectura, akhirnya kita tunggu dulu. Ternyata tidak mudah rilis album saat pandemi, untung Goredath belum," tukasnya.
"Makanya sekarang mungkin saatnya kita fokus garap persiapan album," ucapnya.
Gitaris Goredath, Azmi mengaku kesehariannya lebih banyak dihabiskan di kamar saja, sambil terus melatih skill bermain gitar. Azmi terlihat nyaman memainkan gitar elektrik berkelir hitam di kediamannya, Arcamanik, Bandung.
Baca Juga:Dear Ridwan Kamil, Akang Dicari Warga Korban Ledakan Gunung Bohong
Sambil duduk bersila, Azmi memainkan nada-nada cepat khas musik metal. Jemari tangan kanannya menekan-nekan leher gitar, sementara tangan kirinya terlihat seperti sedang garuk-garuk. Matanya tajam memandang layar monitor yang tepat berada di depannya. Tablatur terlihat di layar monitor itu.
"Sekarang tidak ada manggung jadi fokus aja dulu garap materi buat album," jelasnya.
Ia mengaku berusaha disiplin melatih kepiawaiannya memainkan gitar. Sehari, Azmi minimal menghabiskan waktu selama 2 jam hanya untuk fingering alias melatih kelenturan jari jemarinya saat memainkan gitar.
Hal serupa pun dialami grup musik metal asal Bandung lainnya, Epigraph. Epigraph memilih untuk fokus saja menyiapkan album perdana mereka pada tahun ini.
"Kami fokus garap album setelah kemarin kami baru meluncurkan single berjudul 'Unreal' kini saatnya kebut album karena kan sedang pandemi mah agenda manggung juga gak ada," ucap vokalis Epigraph, Yuga Hasani kepada Suara.com, Jum'at (29/1/2021).
Baca Juga:Objek Wisata di Lembang Babak Belur Selama PPKM
Yuga mengaku urusan genre musik yang dimainkan Epigraph terbilang beragam. Setiap personil terpengaruh genre musik berbeda sehingga ketika disatukan terbentuklah Epigraph yang kental dengan musik hardcore.