Pasutri Diminta Tunda Kehamilan saat Pandemi, Ternyata Ini Penyebabnya

" Jika ibu hamil tertular Covid-19, efeknya bisa berbahaya bagi ibu dan bayi yang dikandungnya," jelas Indah.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 03 Februari 2021 | 14:10 WIB
Pasutri Diminta Tunda Kehamilan saat Pandemi, Ternyata Ini Penyebabnya
ILUSTRASI Ibu hamil. Selama masa pandemi Covid-19, ibu hamil harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan agar tidak terinfeksi Covid-19. (Unsplash)

SuaraJabar.id - Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Indah Gilang Indira menyarankan pasangan suami istri (pasutri) untuk menunda kehamilan selama masa pandemi Covid-19.

Pasalnya, terang Indah, metabolisme dan kebutuhan nutrisi akan meningkat selama mengalami kehamilan. Sehingga jika ada gangguan dari luar, kondisi imun tubuhnya akan menurun.

"Iya sebaiknya ditunda dulu," ucap Indah kepada Suara.com, Rabu (3/2/2021).

Ia menjelaskan, angka kematian ibu dan bayi di masa pandemi Covid-19 memang tidak naik. Namun, akan sangat berbahaya jika seorang ibu yang tengah hamil terkena Covid-19.

Baca Juga:PDI Perjuangan Kota Cimahi Dipimpin Tahanan Kasus Korupsi, Ini Kata Kader

Angka kematian ibu dan bayi di Kota Cimahi sepanjang tahun 2020 atau di tengah masa pandemi Covid-19 mencapai 81 kasus.

Dari 81 kasus kematian ibu dan bayi saat melahirkan itu, jumlah ibu meninggal ada 12 kasus dan bayi ada 69 kasus.

"Untuk rasio kematian ibu alhamdulillah ada penurunan. Kalau kematian bayi tahun 2020 termasuk saat pandemi Covid-19 ada 69 anak," terang Indah.

Indah menjelaskan, kematian ibu terjadi pada ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan. Sementara pada bayi terjadi pada bayi yang baru melahirkan sampai dengan bayi umur 12 bulan kurang sehari.

Ia mengatakan, penyebab ibu bisa meninggal saat sedang hamil sampai melahirkan dikarenakan berbagai faktor. Dari mulai hipertensi, infeksi sampai pendarahan.

Baca Juga:Zaskia Sungkar Sering Buang Air Kecil saat Hamil, Normalkah?

"Kalau bayi itu paling banyak karena asfiksia (kondisi kadar oksigen dalam tubuh menurun) dan berat badan lahir rendah," jelas Indah.

Untuk menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi, kata Indah, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya. Seperti dengan mengembangkan program 1.000 hari pertama kehidupan yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unjani Cimahi.

Kemudian melalui Puskesmas ada berbagai kegiatan yang dilakukan. Dari mulai kelas ibu hamil, kelas ibu balita, kunjungan rumah ibu hamil risiko tinggi. Sementara untuk pelayanan tatap muka dibatasi karena adanya pandemi Covid-19.

"Karena pelayanan tatap muka dibatasi, dibuat grup di medsos untuk memantau kesehatan ibu hamil dan bayi. Bukan hanya dari sisi kesehatannya. Pemberdayaan masyarakat juga sangat dibutuhkan," jelas Indah.

Kemudian jika ingin mengakses pelayanan kesehatan, disarankan untuk membuat janji terlebih dahulu. Kemudian, harus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker, jaga jarak, tidak memaksakan keluar rumah dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

"Ibu hamil harus lebih hati-hati supaya tidak tertular, harus menjaga kondisi ibu dan bayinya agar tetap sehat. Jika ibu hamil tertular Covid-19, efeknya bisa berbahaya bagi ibu dan bayi yang dikandungnya," jelas Indah. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini