Riyo Fajar Ismail, 24 tahun, salah satu pengusaha rokok asal Tanjungsari, menepis pandangan Nedi tentang brand TIS yang banyak meniru merk rokok ternama.
![Riyo Fajar Ismail, 24 tahun, menunjukan tiga jenis tembakau linting di kediamannya, Tanjungsari, Sumedang, Selasa (2/2/2021). [Suara.com/Aminuddin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/02/14/50811-tembakau-sumedang.jpg)
Menurut Riyo tergantung pasar mana yang akan dipilih. Kalau pasarnya wilayah urban ataupun perkotaan maka brand khas tanpa tidak ikut-ikutan meniru brand rokok populer, bisa bertahan.
Namun, kalau target marketing ke daerah pelosok semisal daerah transmigran, perkebunan, pertambangan ataupun kawasan pesisir, maka membuat brand dengan meniru brand rokok ternama tetap menjadi jurus jitu.
Riyo dan kakaknya Rizky merupakan pemilik pabrik tembakau PD. Giri Kedaton. Beberapa produk tembakau iris milik Giri Kedaton kebanyakan merupakan tiruan ataupun pelesetan dari brand rokok terkenal. Namun, mereka pun memiliki brand original tapi tidak selaku brand-brand yang dibikin mirip dengan produk rokok terkenal.
Baca Juga:Diduga Lupa Matikan Dupa, Gudang Tembakau di Sukawati Terbakar
"Kami juga ada brand original tapi untuk di pasaran tidak seramai brand kami yang mirip dengan produk rokok. Hal itu gak masalah karena kan brand rokok gak menjual TIS. Target pasar kami pun kan menengah ke bawah," tutupnya.
Kontributor : Aminuddin