Habiskan Dana Rp 2,6 Triliun, Pembangunan Bandara Kertajati Sia-sia?

"Fungsi awal dari Bandara Kertajati memang tak pernah tercapai dan rasa-rasanya akan sangat sulit terwujud karena pemilihan lokasi bandara tak memenuhi syarat," ujar Alvin Lie

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 02 April 2021 | 11:30 WIB
Habiskan Dana Rp 2,6 Triliun, Pembangunan Bandara Kertajati Sia-sia?
Suasana bangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa beberapa waktu lalu.

SuaraJabar.id - Pembangunan Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka menghabiskan dana sebesar Rp 2,6 triliun.Hingga saat ini, banyak pihak yang menilai bandara internasional tersebut belum mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik.

Belum berhasil jadi bandara komersial, Kertajati bakal mendapat penambahan fungsi sebagai bengkel pesawat atau MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul).

Pengamat penerbangan, Alvin Lie saat dihubungi Ayocirebon.com-jejaring Suara.com menilai, Bandara Kertajati tak pernah mencapai fungsi awalnya yang melayani penerbangan komersil. Dia bahkan meramalkannya akan sulit terwujud.

"Fungsi awal dari Bandara Kertajati memang tak pernah tercapai dan rasa-rasanya akan sangat sulit terwujud karena pemilihan lokasi bandara tak memenuhi syarat," ujarnya, Kamis (2/4/2021).

Baca Juga:KAHMI Minta Polda Jabar Usut Peristiwa Kilang Minyak Pertamina di Balongan

Begitu juga dengan fungsi bandara untuk pemberangkatan haji dan umrah. Dalam setahun, pemberangkatan haji hanya satu kali dan selebihnya hanya untuk umrah.

Untuk pemberangkatan jemaah umrah juga, menurutnya perlu mempertimbangkan jumlah jemaah dari Jawa Barat dalam 1 tahun. Itu pun harus diamati, warga Jabar bagian mana yang jumlah jemaahnya paling banyak.

"Kalau yang di Cirebon-Majalengka (sekitarnya) itu mungkin dekat, tapi warga di bagian barat Jabar justru tidak praktis kalau harus datang ke Bandara Kertajati," tuturnya.

Di wilayah Kertajati sendiri belum ada fasilitas-fasilitas pendukung, seperti asrama haji, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain, maupun multimodanya belum terbangun.

Semestinya, lanjut Alvin, Bandara Kertajati dibangun dekat dengan industri atau pasar industri ini, semisal industri manufaktur atau pusat perdagangan.

Baca Juga:Bandara Kertajati: Sejarah, Anggaran Pembangunan, Fasilitas, Fakta Terbaru

Alih-alih mendekati pasarnya, bandara ini justru dibangun jauh dari populasi maupun industri, termasuk pula pariwisata.

"Nggak jelas, jadi memang agak sulit. Dialihfungsikan sebagai bengkel pesawat belum tentu juga berhasil," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini