Kondisi itu semakin parah karena ibunya mengalami sedikit depresi sejak beberapa tahun terakhir, sehingga tak bisa maksimal dalam mengurus anak dan mencari nafkah. Dengan kondisinya itu, Nani pun sulit diajak berkomunikasi.
Nani dan Sinta selama ini tidak memiliki dokumen kependudukan apapun. Hal itulah yang membuat keduanya terkendala dalam menerima program bantuan pemerintah.
Adi menyatakan, pihaknya akan mengupayakan untuk membawa Sinta ke panti asuhan di Kabupaten Subang. Dengan tinggal di panti asuhan, hidupnya tidak terlantar dan bisa mengenyam pendidikan.
Selain itu, pihaknya akan mengupayakan untuk membantu pengobatan terhadap Nani. Dalam kesempatan itu, tim LPAI didampingi petugas motekar DP3A Kabupaten Indramayu berusaha memberi pengertian kepada Nani agar bersedia mengizinkan anaknya dibawa ke panti asuhan.
Baca Juga:Viral Lempari Kaca Sekolah, Lima Bocah SD di Lampung Kini Tak Jadi Tinggal Kelas
Nani pun mengizinkannya. Adi mengakui, ketiadaan dokumen kependudukan Nani dan Sinta menjadi kendala dalam upaya tersebut. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat.
Sementara itu, saat ditanyakan apakah ingin bersekolah, Sinta mengaku sangat menginginkannya. Dia mengaku senang karena dijanjikan bisa sekolah.
"Ingin sekolah seperti teman-teman. Nanti pengen jadi dokter," tutur Sinta.
Sinta mengaku, ingin menjadi dokter agar bisa merawat ibunya yang mengalami sedikit depresi. Dia juga ingin membahagiakan ibunya.
Baca Juga:2 Bocah Tenggelam di Pantai Tiram Padang Pariaman, Kakak Meninggal dan Adik Masih Dicari