Bukan Sulap, Limbah Hitam Pekat di Rusunawa Ini Bisa Diubah Jadi Air Bersih

Air limbah domestik yang semula berwarna hitam pekat yang kerap menggenang di drainase lingkungan Rusunawa Leuwigajah kini berubah 100 persen.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 22 Juli 2021 | 13:25 WIB
Bukan Sulap, Limbah Hitam Pekat di Rusunawa Ini Bisa Diubah Jadi Air Bersih
Warga Rusunawa Leuwigajah Kota Cimahi menggunakan air yang bersumber dari hasil daur ulang limbah domestik. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Teknologi menjadikan manusia mampu menciptakan keajaiban. Bahkan yang tak mungkin pun bisa disulap jadi mungkin. Seperti mengubah limbah cair domestik menjadi air bersih.

Seperti di Rusunawa Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Air limbah domestik dari rumah tangga seperti bekas mencuci hingga mandi yang semula berwarna hitam pekat dan berbau disulap menjadi jernih dan tak berbau.

Untuk mengubah air yang semula menjijikan itu, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rusunawa pada Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi memanfaatkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sudah ada, namun tidak berfungsi.

"Ini konsepnya kita namakan Rusun Ecogreen. Jadi berwawasan lingkungan, dengan fokus utamanya mendaur ulang limbah domestik cair hingga memiliki manfaat kembali," ujar Kepala UPTD Rusunawa pada DPKP Kota Cimahi, Firmansyah kepada Suara.com, Kamis (22/7/2021).

Baca Juga:PPKM Darurat Diperpanjang, 12 Daerah di Jawa Barat Ini Masuk Level 4

Tercetusnya keajaiban untuk merubah air limbah rumah tangga seperti bekas mandi, mencuci dan sebagainya berawal ketika hunian Rusunawa Leuwigajah tak memiliki pembuangan air limbah sehingga airnya menggenang di drainase.

Pihak pengelola sempat berencana membuang limbah cair tersebut ke luar namun ditolak warga sekitar lantaran airnya bau dan mencemari lingkungan. Lebih berbahayanya lagi, bisa menjadi sarang tumbuhnya nyamuk penyebar Demam Berdarah Dangue (DBD).

"Saya cari solusi, kalu gak bisa keluar kenapa gak diolah saja," ucap Firmansyah.

Kemudian April 2021, ia dan pengelola lainnya mulai membersihkan IPAL yang sudah dipenuhi limbah padat. Kemudian ground tank yang sudah tersedia pun juga dibersihkan sebab sudah dipenuhi sampah dan lumpur.

"Termasuk drainase kita angkat semua lumpurnya. Kemudian IPAL diperbaiki, filternya juga diganti. Cuma bak eksisting nya masih kecil, saya tambah lagi bak ekualisasi untuk menampung air di drinase," ungkapnya.

Baca Juga:Viral Sampah Medis di Tol Trans Sumatera, Ini Kata Polda Lampung

Proses Daur Ulang Limbah Cair Domestik

Firmansyah menerangkan, proses daur ulang itu bermula ketika air dari penghuni Rusun masuk ke saluran IPAL, yang nantinya diproses secara kimiawi, biologis dan lain-lain.

Kemudian airnya ditampung di bak pengumpul (inlet), lalu masuk ke bak airasi. Di dalam bak tersebut, air akan disemburkan udara hingga tumbuh mikroorganisme yang berfungsi untuk memilah air.

"Mikroorganisme ini yang membuat air kembali bagus," tutur Firmansyah.

Setelah itu, air akan ditampung di bak selanjutnya seperti bak pengendapan hingga bak yang diisi dengan berbagai bahan kimiawi seperti pasir aktif dan sebagainya.

Sebelum air masuk bak terakhir, maka dicampuri dengan kaporit yang berfungsi untuk membunuh bakteri dan kuman.

Setelah melalui berbagai proses tersebut, akhirnya air limbah domestik yang semula berwarna hitam pekat yang kerap menggenang di drainase lingkungan Rusunawa Leuwigajah kini berubah 100 persen. Airnya terkini jernih dan tidak berbau.

"Sekarang belum semua drainase kering memang, masih ada genangan tapi kita akan olah semuanya sampai tidak ada genangan limbah," ujarnya.

Namun air yang sudah diolah tersebut baru bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan non konsumsi. Seperti untuk menyiram tanaman, mencuci mobil dan sebagainya. Meski begitu, air bersih tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.

"Bahan baku air resapan air yang sudah bersih dan diolah dikembalikan ke bumi dengan bantuan sumur resapan dan biopori," terangnya.

Rencananya, air yang sudah diolah itu akan diuji di laboratorium Dinas Lingkungan Hidup untuk menguji kualitasnya. "Air sekarang sudah aman. Indikasinya kita tes pakai ikan, bisa bertahan berarti airnya sudah bagus," sebut Firmansyah.

Setelah program pengolahan air limbah di Rusunawa sukses, rencananya program tersebut juga akan diimplementasikan di dua Rusunawa lainnya. Yakni Rusunawa Cigugur Tengah dan Rusunawa Cibeureum.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini