Firmansyah menerangkan, proses daur ulang itu bermula ketika air dari penghuni Rusun masuk ke saluran IPAL, yang nantinya diproses secara kimiawi, biologis dan lain-lain.
Kemudian airnya ditampung di bak pengumpul (inlet), lalu masuk ke bak airasi. Di dalam bak tersebut, air akan disemburkan udara hingga tumbuh mikroorganisme yang berfungsi untuk memilah air.
"Mikroorganisme ini yang membuat air kembali bagus," tutur Firmansyah.
Setelah itu, air akan ditampung di bak selanjutnya seperti bak pengendapan hingga bak yang diisi dengan berbagai bahan kimiawi seperti pasir aktif dan sebagainya.
Baca Juga:PPKM Darurat Diperpanjang, 12 Daerah di Jawa Barat Ini Masuk Level 4
Sebelum air masuk bak terakhir, maka dicampuri dengan kaporit yang berfungsi untuk membunuh bakteri dan kuman.
Setelah melalui berbagai proses tersebut, akhirnya air limbah domestik yang semula berwarna hitam pekat yang kerap menggenang di drainase lingkungan Rusunawa Leuwigajah kini berubah 100 persen. Airnya terkini jernih dan tidak berbau.
"Sekarang belum semua drainase kering memang, masih ada genangan tapi kita akan olah semuanya sampai tidak ada genangan limbah," ujarnya.
Namun air yang sudah diolah tersebut baru bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan non konsumsi. Seperti untuk menyiram tanaman, mencuci mobil dan sebagainya. Meski begitu, air bersih tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.
"Bahan baku air resapan air yang sudah bersih dan diolah dikembalikan ke bumi dengan bantuan sumur resapan dan biopori," terangnya.
Baca Juga:Viral Sampah Medis di Tol Trans Sumatera, Ini Kata Polda Lampung
Rencananya, air yang sudah diolah itu akan diuji di laboratorium Dinas Lingkungan Hidup untuk menguji kualitasnya. "Air sekarang sudah aman. Indikasinya kita tes pakai ikan, bisa bertahan berarti airnya sudah bagus," sebut Firmansyah.