Iwan Suryawan: Pendisiplinan Siswa di Barak Militer Perlu Dikaji untuk Kurikulum Nasional

Ia mengusulkan agar program barak militer tidak berdiri sendiri, melainkan dirancang bersama Dinas Pendidikan dan institusi terkait agar sesuai dengan sistem pendidikan

Andi Ahmad S
Sabtu, 31 Mei 2025 | 21:12 WIB
Iwan Suryawan: Pendisiplinan Siswa di Barak Militer Perlu Dikaji untuk Kurikulum Nasional
Sekitar 30 orang siswa dari 8 SMP di Cianjur, Jawa Barat, mendapat pembinaan di barak selama dua pekan ke depan, Selasa, 6/5/2025. ANTARA

SuaraJabar.id - Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dalam program pendidikan karakter berbasis barak militer untuk siswa yang dianggap nakal atau sulit dibina diperluas ke daerah-daerah.

Hal itu mendapatkan sorotan dari Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Iwan Suryawan.

Namun demikian, menurut dia, langkah ini merupakan bentuk inovasi dalam dunia pendidikan yang perlu dikaji lebih lanjut untuk bisa masuk ke dalam kurikulum secara sistematis.

“Niat baik gubernur untuk mencari solusi terkait kenakalan remaja ini harus kita support. Tapi tentu, pendisiplinan harus kita kaji secara komprehensif agar tepat sasaran dan berkelanjutan,” ujar Iwan Suryawan kepada wartawan, Sabtu 31 Mei 2025.

Baca Juga:Wajib Tahu! Pelajar Purwakarta Kini Dibatasi Jam Malam Pukul 21.00 - 04.00 WIB

Ia menyatakan bahwa pengiriman siswa ke barak militer bisa menjadi bentuk 'shock therapy' yang efektif bagi sebagian anak, namun ia menekankan pentingnya pengawasan lanjutan pasca-pelatihan.

“Kan kalau di barak militer mungkin bagi siswa ini adalah shock therapy. Tapi setelah itu, kalau tidak ada yang membimbing mereka kembali, ini akan menjadi pekerjaan rumah yang lebih besar,” katanya.

Iwan menilai bahwa keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada fasilitas militer, tetapi juga pada integrasi antara orang tua, sekolah, dan pemerintah daerah. “Pangkal pendidikan itu tetap ada di keluarga. Sekolah hanyalah lembaga yang membantu mendidik, jadi tanggung jawab utama tetap pada orang tua,” jelasnya.

Ia mengusulkan agar program barak militer tidak berdiri sendiri, melainkan dirancang bersama Dinas Pendidikan dan institusi terkait agar sesuai dengan sistem pendidikan nasional.

“Kegiatan di barak perlu dirumuskan bersama sekolah dan dinas pendidikan, bukan hanya sekadar latihan fisik, tetapi ada aspek pendidikan karakter yang utuh,” tegasnya.

Baca Juga:Persib Bandung Juara Liga 1, Dedi Mulyadi Dorong Jadi Jagoan di Asia

Menurut Iwan, masuknya unsur pendisiplinan dalam kurikulum bisa menjadi solusi jangka panjang. Ia berharap konsep ini menjadi bagian dari penguatan muatan lokal yang relevan dengan kondisi sosial di daerah masing-masing.

“Pendisiplinan siswa bisa masuk ke dalam kurikulum sebagai muatan lokal. Jadi, masa belajar siswa tetap terjaga, perilakunya dibina, dan motivasi belajarnya pun tumbuh,” ujarnya.

Sejauh ini, program pelatihan karakter berbasis militer telah diadopsi di beberapa daerah di Jawa Barat, termasuk Kota Bogor. Pemerintah Kota Bogor bersama Kodim 0606 telah membuka pendaftaran untuk program ini bagi orang tua yang merasa kesulitan membina anaknya.

Sementara itu, Wali Kota Dedie Rachim, mengatakan pihaknya bersama Dandim 0606 Letkol Inf. Dwi Agung Prihanto siap memfasilitasi program tersebut.

Kodim 0606 telah menyiapkan Batalyon 315 sebagai lokasi pelatihan karakter.

Dukungan masyarakat terhadap program ini cukup tinggi. Bahkan, menurut laporan, orang tua dari luar Jawa Barat, seperti dari Sumatera Selatan, datang langsung untuk mendaftarkan anak mereka agar bisa mengikuti pendidikan di barak militer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini