Hutan Bambu Purwakarta Diganti Kebun Pisang, Dedi Mulyadi Marah

Kalau hutan bambu sampai dibabat habis di kawasan itu, dampaknya akan terjadi longsor, kata Dedi.

Erick Tanjung
Rabu, 11 Agustus 2021 | 22:43 WIB
Hutan Bambu Purwakarta Diganti Kebun Pisang, Dedi Mulyadi Marah
Anggota DPR, Dedi Mulyadi. (Antara/tangkapan layar YouTube)

SuaraJabar.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi, marah besar setelah menerima kabar penebangan pohon-pohon bambu di kawasan hutan bambu wilayah Desa Kutamanah, Kecamatan Sukari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

"Kalau hutan bambu sampai dibabat habis di kawasan itu, dampaknya akan terjadi longsor, karena tidak ada lagi akar pohon bambu yang menahan tanah dan bebatuan di perbukitan," kata Dedi saat dihubungi di Purwakarta, Rabu (11/8/2021).

Sejumlah petani penggarap mengadu kepada politikus bekas bupati Purwakarta itu bahwa kawasan hutan bambu di Desa Kutamanah, Kecamatan Sukari, Purwakarta ditebangi pihak perusahaan dan akan diganti dengan kebun pisang.

Pohon bambu diketahui memiliki perakaran yang sangat mengagumkan dalam hal kemampuannya mempertahankan air di dalam tanah dan mengikat partikel-partikel tanah. Pohon bambu sangat berperan dalam mengatasi potensi longsor dan banjir, terkhusus di lahan-lahan dengan topografi berkelerengan.

Baca Juga:KPK Cecar Dedi Mulyadi Soal Aliran Uang Korupsi Banprov Indramayu Ke Sejumlah Pihak

Ia marah besar atas kabar beralihnya fungsi hutan bambu jadi kebun pisang, karena jika itu terjadi dampak buruknya tidak ada lagi akar pohon bambu yang menahan tanah dan bebatuan di perbukitan.

"Dampak selanjutnya, bila terjadi longsoran material, baik tanah maupun bebatuan dari bukit, itu masuk ke Waduk Jatiluhur, dampak terburuknya bisa menjebol Bendungan Jatiluhur," ujarnya.

Jika itu terjadi maka bisa dipastikan wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Jakarta akan tersapu banjir dari Waduk Jatiluhur. "Kerugiannya sudah jelas sangat besar jika pohon bambu di kawasan hutan bambu itu dibabat,” tuturnya.

Ia mengatakan, para petani penggarap mengadu bahwa pohon bambunya ditebangi perusahaan pemegang hak izin kehutanan sosial. Selanjutnya kawasan hutan bambu itu akan diganti dengan pohon pisang.

Menyikapi persoalan itu, dia memastikan akan memperjuangkan para petani penggarap itu agar lahan garapannya tidak diganggu oleh pihak perusahaan yang akan mengambil alih untuk ditanami pohon pisang.

Baca Juga:Diperiksa KPK Soal Kasus ABS, Dedi Mulyadi: Saya hanya Seperlunya Saja

Selain menghilangkan garapan para petani, jika alih fungsi hutan bambu menjadi kebun pisang dibiarkan, itu akan berdampak terhadap lingkungan yang pada akhirnya terjadi bencana alam. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini