Ungkap Misteri Penghuni Gorong-gorong, Wakil Wali Kota Bandung Perintahkan Ini

Pemulung yang biasa beroperasi di kawasan Jalan Pasteur, Kota Bandung itu mengaku takut pada orang yang tinggal di gorong-gorong itu.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 26 Agustus 2021 | 15:31 WIB
Ungkap Misteri Penghuni Gorong-gorong, Wakil Wali Kota Bandung Perintahkan Ini
Gorong-gorong Pasteur yang dijadikan tempat tinggal pemulung. [Ayobandung.com]

SuaraJabar.id - Temuan adanya tempat tinggal di saluran air atau gorong-gorong di Kota Bandung viral di jejaring media sosial baru-baru ini.

Temuan itu berawal ketika Dinas Pekerjaan Umum melakukan pengecekan kondisi gorong-gorong. Mereka lalu menemukan ada bagian dari gorong-gorong yang dijadikan tempat tinggal. Namun saat itu, petugas tidak mengemukan penghuninya.

Dari gorong-gorong di area pedestrian Jalan Dr Djunjunan-Jalan Babakan Jeruk, Pasteur, Kota Bandung itu tercium bau menyengat.

Air selokan mengalir kecil pada area gorong-gorong yang gelap itu. Hampir tak ada yang menyangka jika tempat itu dijadikan tempat tinggal bagi manusia.

Baca Juga:Mural Mirip Jokowi Tiba-tiba Hilang, Netizen: Mau Ketawa Takut Ditangkep

Gorong-gorong itu memiliki ketinggian 1,5 meter dengan lebar 80 cm. Dari informasi, tempat itu sempat ditinggali seseorang yang bekerja sebagai pemulung.

Luas area gorong-gorong yang dimanfaatkan sebagai tempat tidur kira-kira sepanjang 4 meter.

Di area tersebut, ditemukan beberapa kayu penyangga untuk menyimpan kasur dan agar kasur itu terhindar dari air selokan. Juga terdapat toples yang dimanfaatkan untuk menyimpan lilin sebagai penerangan.

"Kronologisnya ada normalisasi saluran di bawah jembatan, ada terpal bantal yang sepertinya digunakan untuk istirahat. Kalau di sini gorong-gorong tempat tidur dengan diperkuat kayu dasarnya. Ada kasur dua, bantal empat dan guling satu," ujar Nana Rohana, Koordinator Lapangan UPT Bojonegara dikutip dari Ayobandung.com-jejaring Suara.com, Kamis (26/8/2021).

Ia melanjutkan, ditemukan terpal yang diikat di dalam gorong-gorong yang dimanfaatkan untuk menutupi atap agar terhindar dari debu dan kotoran.

Baca Juga:Viral Bocah Pemulung Tidur di Depan ATM, Kesedihan Menyeruak: Buka Donasi Dong Min

Terdapat pula beberapa toples yang digunakan sebagai tempat lampu penerangan dan garam.

"Dia sengaja bikin sendiri (lampu), terus buat jemuran," ujarnya.

Nana mengatakan, pihaknya juga menemukan sejumlah asesoris seperti kacamata dan kalung.

Ketinggian tempat tidur yang dibuat di dalam gorong-gorong kira-kira setengahnya dari tinggi gorong-gorong.

"Dia bikin bangku dari kayu, ketinggiannya setengah dari ketinggian gorong-gorong untuk menghindari air," ungkapnya. Ia mengaku kaget dengan temuan gorong-gorong dijadikan tempat tinggal.

"Kalau menemukan kaya begini baru sekali. Kaget soalnya gini dengan keadaan seperti ini bisa membahayakan diri. Ini titik banjir kalau hujan," jelasnya.

Nana memperkirakan, pemulung yang tinggal di sana sudah kabur setelah mengetahui petugas sedang membersihkan gorong-gorong.

Salah seorang pemulung, Mimin (66 tahun) yang sehari-hari memulung di wilayah tersebut mengaku tidak terlalu mengenal sosok pria yang tinggal di gorong-gorong itu, sebab jarang berinteraksi. Namun, dia mendengar informasi pria itu berasal dari pulau seberang.

"Ibu di sini (mulung) udah tiga tahun, biasanya di tempat lain. Jarang nanya soalnya takut, suka ngelem (mabuk)," tuturnya.

Dia mengatakan, di dalam gorong-gorong tersebut ditinggali seorang pria yang kurang lebih berusia 40 tahun.

"Kegiatan Aa-nya itu mulung terus sok tidur di tempat itu (gorong-gorong," ujarnya. Dia juga mengaku tidak mengetahui sejak kapan pria itu tinggal di sana, namun yang pasti sudah ada di sana.

Tiap pagi-pagi (pria itu) keluar sebentar keliling (mulung) kembali lagi ke gorong-gorong. Sore juga begitu. Tiap hari lihat begitu pakai celana pendek," ungkap Mimin.

Pemkot Bandung Cari Pemulung yang Tinggal di Gorong-gorong

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Bandung untuk mencari tahu lebih jauh mengenai penghuni rumah gorong-gorong tersebut.

Jika memang pelaku diketahui sebagai PMKS pada masa pandemi dan ber-KTP Kota Bandung, Dinas Sosial akan memberikan bantuan sesuai dengan ketentuan.
Jika pelaku tidak memiliki identitas Bandung, akan dilakukan koordinasi Dinas Sosial Kota Bandung dengan daerah asalnya.

"Mari kita jaga sama sama, kita juga berempati dengan yang terdampak tapi jangan juga mengganggu infrastruktur kota yang bisa merugikan orang lain," ujarnya.

Yana mengaku, ia merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Ia juga belum mengetahui persis apa yang menyebabkan munculnya rumah di gorong gorong tersebut.

"Kita tidak tau, yang PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) ini apakah betul orang yang terdampak pandemi Covid-19 secara sosial ekonomi atau memang sebelum pandemi," ujarnya.

Selain itu, Yana menambahkan penemuan ini dirasa tidak pantas. Seperti diketahui, selain ada pakaian dan alat tidur, di lokasi juga ditemukan gundukan pasir yang bisa mengganggu aliran air.

Lebih jauh, kata dia, hal tersebut diharapkan tidak terjadi di area drainase lainnya. Ia memastikan petugas Dinas Pekerjaan Umum terus melakukan pembersihan sedimen gorong gorong di berbagai wilayah.

"Kalo itu terjadi kan banjir sebetulnya, Insyaallah saya sudah menghubungi dinas terkait untuk mencari tahu lebih lanjut," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini