Sekitar 10 tahun setelah Pemilu pertama, tepatnya tahun 1965 muncul Gerakan 30 September atau yang dikenal G30SPKI, yang merupakan gerakan untuk mengkudeta pemerintahan Presiden Soekarno.
Setelah peristiwa itu, rakyat menuntut Presiden Soekarno untuk membubarkan PKI. Mayor Jenderal Soeharto pun diperintahkan untuk untuk membersihkan semua unsur pemerintahan dari pengaruh PKI.
Upaya bersih-bersih dari PKI pun dilakukan di Cimahi yang kalau itu masih menjadi bagian dari Kabupaten Bandung.
"Setelah para jenderal ditangkap, Suharto mengintruksikan untuk melakukan pembersihan. Termasuk di Cimahi yang sudah diketahui ada PKI," ungkap Machmud.
Baca Juga:Persita Gelar Evaluasi Jelang Lawan Persib Bandung
Ketika bersih-bersih dari PKI mulai dilakukan, Sjam Kamaruzaman atau juga dikenal Kamarusaman bin Achmad Mubaidah dan Sjam yang merupakan anggota kunci dari PKI disebut sempat disembunyikan di salah satu rumah di Cimahi.
Ia merupakan bagian dari upaya kudeta tahun 1065 atau disebut G30S/PKI. Setelah keluar dari persembunyiannya, Sjam Kamaruzaman ditangkap di Bandung.
"Sjam Kamaruzaman sempet ke Cimahi, di sembunyikan di salah satu rumah," ucapnya.
Aksi bersih-bersih pun berlanjut di era pemerintahan Presiden Soeharto. Salah satu tokoh yang terlibat bersih-bersih PKI ketika itu adalah Kolonel Masturi yang menjabat Bupati Bandung tahun 1967-1969.
"Latar belakang beliau sebagai militer sebetulnya jadi salah satu alasan pengangkatan sebagai bupati. Salah satu yang diberantas adalah Tentara Pembebas Republik Indonesia (TPRI), semacam ormas bersenjata yang berafiliasi ke PKI di Lembang," pungkas Machmud.
Baca Juga:Dua Anak Buah Edhy Prabowo Jadi Penghuni Baru Lapas Sukamiskin
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki