Viral Peluru 9 Milimeter Jebol Atap Warga, Pengamat Militer Buka Suara

Peluru 9 milimeter biasa digunakan sebagai amunisi senjata milik TNI dan Polri baik untuk pistol maupun pistol mitraliur atau submachine gun.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 22 September 2021 | 11:38 WIB
Viral Peluru 9 Milimeter Jebol Atap Warga, Pengamat Militer Buka Suara
Proyektil peluru berukuran 9 milimeter yang ditemukan di rumah seorang warga di Kota Bandung, Minggu (19/9/2021). [Instagram @infobandungraya]

SuaraJabar.id - Warga Kota Bandung dihebohkan dengan kasus peluru nyasar ke rumah seorang warga di Jalan Cinta Asih, RT 01 RW 12 Cibangkong, Batununggal.

Dalam insiden yang terjadi pada hari Minggu (19/9/2021) itu, atap rumah tersebut ditembus proyektil peluru tajam berkaliber 9 milimeter.

Menanggapi hal ini, pengamat militer dari Universitas Padjajaran, Profesor Muradi menuturkan, peluru dengan kaliber 9 mm merupakan peluru yang cukup besar.

Peluru itu biasa ya di gunakan oleh aparat TNI/ Polri, dan anggota Perbakin, untuk latihan menembak.

Baca Juga:Sadis! Dewa Habisi Nyawa Istri Resmi di Hadapan istri Siri

"Kaliber 9 mm ke atas buat latihan biasanya. Biasa buat Perbakin kalau biasa mereka biasa pakai kaliber segitu," kata Muradi, saat dihubungi via ponselnya, Selasa (21/9/2021).

Menurut Muradi, ada dua kemungkinan terkait peluru yang menyasar tersebut. Pertama, dari aparat TNI atau Polri. Kedua ada oknum masyarakat.

"Jadi sebenarnya itu enggak lazim (terjadi dini hari), mungkin ada penggunaan (senjata api) di situ," katanya.

Biasanya peluru dengan kaliber 9 mm, lanjut Muradi, digunakan dengan senjata jenis Glock. Penggunaan Glock pada umumnya, dipakai sebagai pengaman diri.

"Dan itu jarak tembaknya tidak lebih dari satu kilometer," pungkasnya.

Baca Juga:Jadwal dan Siaran Langsung Pekan Keempat Liga 1 2021/2022

Sebelumnya diberitakan, polisi masih menyelidiki kasus peluru nyasar ke rumah seorang warga di Jalan Cinta Asih, RT 01 RW 12 Cibangkong, Batununggal, Kota Bandung, Minggu (19/9/2021) kemarin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak