Saksi Bisu Praktik Korupsi dan Tanam Paksa di Zaman Kolonial Belanda

"Bisa jadi dari pemerintah Hindia Belanda upahnya sesuai standar waktu itu. Tapi mungkin disunat oleh para pejabat lokal," ujarnya.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 26 September 2021 | 09:18 WIB
Saksi Bisu Praktik Korupsi dan Tanam Paksa di Zaman Kolonial Belanda
Benteng Gedong Belanda di Kampung Cimalik RT 04, RW 05, Desa Karanganyar, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

"Kedua kubu itu berlomba untuk memperebutkan tanah jajahannya," ucap Asep.

Ia menambahkan, berdasarkan perhitungan kerajaan kolonial Belanda saat itu, bila perang terjadi bakal berimbas pula pada negeri jajahannya yaitu, Nederland Indie (Hindia Belanda).

Maka saat itu Belanda gencar membangun benteng di beberapa titik Priangan, salah satunya di Cililin.

Menurut Diki, pembangunan benteng ini dipimpin dari kalangan pribumi dan satu orang Belanda. Satu bertugas jadi pimpinan proyek, satu lagi bertugas jadi mandor.

Baca Juga:Sumut Fair Ditunda Gegara COVID-19, Tapi Anggaran Event Rp785 Juta Habis Tanpa Sisa

Warga sekitar mengenal mandor pembangunan benteng itu dengan sebutan Tuan Bangkok dan pemimpin proyek bernama Tuan Jaksen. "Untuk pimpinan proyeknya adalah seseorang yang berkebangsaan Belanda dikenal dengan Tuan Jaksen," terangnya.

Kedua orang penggagas benteng tersebut meninggal dunia di wilayah Jawa Barat dan dimakamkan pula di tanah Sunda.

"Tuan Bangkok meningal dan dimakamkan di Kampung Bunker, Desa Karanganya, Kecamatan Cihampelas. Sedangkan Tuan Jaksen dimakamkan di lereng gunung Tilu (tiga), Ciwidey," pungkasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Baca Juga:Empat Tahun Penjara, KPK Ekseksusi Stafsus Edhy Prabowo ke Lapas Surabaya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak