Ratusan Warga Dihantui Bencana akibat Pengerjaan Proyek Kereta Cepat Indonesia China

Aktivitas pembangunan mega proyek milik PT KCIC itu juga disebut warga sudah merusak struktur tanah.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 22 Oktober 2021 | 17:41 WIB
Ratusan Warga Dihantui Bencana akibat Pengerjaan Proyek Kereta Cepat Indonesia China
Tim dari KLHK tengah mengecek rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih RW 13 Desa Laksanamekar, Padalarang, Bandung Barat yang terdampak aktivitas blasting pembuatan terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Setelah itu, tim dari KLHK melihat sejumlah rumah yang mengalami kerusakan seperti retakan pada dinding dan lantai akibat aktivitas blasting untuk menembus Gunung Bohong yang menjadi tunnel 11.

"Sebelumnya kita memang berkirim surat langsung ke kantor KLHK. Saat ngirim surat itu mereka bilang akan ada kunjungan, dan alhamdulillah direspon hari ini," ungkap Rudi.

Dirinya menjelaskan, warga RW 13 meminta pemerintah untuk melakukan kajian ulang mengenai kondisi pemukiman mereka setelah usai aktivitas blasting yang dilakukan sejak tahun 2019.

Menurut Rudianto, tercatat ada sekitar 340 kali ledakan dari pembuatan tunnel di Gunung Bohong.

Baca Juga:Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai APBN, Partai Ummat Sebut Jokowi Pembohong

Mereka ingin mengetahui apakah pemukiman yang ditinggali selama puluhan tahun itu aman atau tidak untuk ditinggali. Sebab, struktur tanah yang warga tinggali kini sangatlah mengkhawatirkan. Mereka khawatir sewaktu-waktu terjadi longsor atau tanah amblas.

"Kalau hasil kajiannya aman, ya kami senang. Dengan catatan tolong perbaiki rumah kami, kemudian bagaimana penguatan tanahnya. Kemudian kalau hasilnya tidak aman, bagaimana soulisnya," jelas Rudi.

Seperti diketahui, aktivitas peledakan untuk menebus Gunung Bohong itu dilakukan sejak tahun 2019 dan berdampak terhadap rumah-rumah warga di Kompleks Tipar Silih Asih.

Banyak rumah warga yang mengalami kerusakan berupa retakan pada dinding dan lantai.

Ada sekitar 166 Kepala Keluarga (KK) yang dihuni sekitar 450 jiwa. Mereka menghuni sekitar 120 rumah.

Baca Juga:Hengky Kurniawan Bakal Terbitkan Peraturan yang Bisa Bikin UMKM dan Petani Tersenyum

"Dari total jumlah itu, sekitar 80 persen terdampak. Minimal ada retakan pada dinding sama lantai," pungkas Rudi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak