SuaraJabar.id - Fenomena mengadopsi boneka arwah atau spirit doll tengah menjadi tren di kalangan artis. Bahkan kini, boneka-bonekanya diperlakukan layaknya manusia hidup.
Namun jauh sebelum tren adposi boneka kembali mencuat, seorang ibu rumah tangga asal Kota Cimahi bernama Susan Sandra telah mengikuti hobi tersebut. Perempuan berusia 58 tahun itu mulai mengoleksi boneka sejak tahun 2000-an.
Bahkan, kini Sandra sudah memiliki lebih dari 200 boneka dengan berbagai karakter selama puluhan tahun menggeluti hobinya. Koleksinya berasal dari mancanegara terutama negara Eropa seperti Jerman hingga Amerika Serikat.
"Memang sejak kecil itu saya selalu minta oleh-oleh atau mainan itu ya boneka. Lama kelamaan dikumpulkan sampai sebanyak sekaran," ungkap Sandra di kediamannya, Jalan Mahar Martanegara, Kota Cimahi pada Jumat (7/1/2022).
Sandra menyebut ada banyak jenis boneka, mulai dari boneka blythe yang memiliki ciri khas berbadan kecil namun berkepala besar. Ada boneka yang paling menyita perhatian yakni reborn doll atau boneka menyerupai bayi baru lahir.
Uniknya boneka ini sangat mirip dengan bayi asli. Mulai dari ukuran, bentuk anatomi tubuh, rambut yang tipis, bahkan memiliki ruam kulit kemerahan. Tak sekadar dikoleksi, semua boneka miliknya selalu didandani dengan pakaian termasuk pakaian tradisional khas negara asalnya.
"Saya paling suka boneka yang pakai baju khas negaranya. Seperti baju tradisional, mencerminkan asal usul negaranya. Terus kadang saya dandani juga," terang Sandra.
Perjuangannya mengoleksi boneka itu tak mudah, ia harus rajin mencari jenis baru untuk menambah deretan bonekanya. Ia bahkan rela pesan daru mancanegara terutama Jerman hingga Amerika Serikat.
"Kadang ada juga yang titip ke teman yang kebetulan lagi ke luar negeri. Atau kebetulan saya ke luar negeri pasti hunting boneka juga," ujar Sandra.
Untuk perawatan, ia nampaknya cukup telaten mengingat bahan baku dan material boneka miliknya terbuat dari campuran vinyl dan silicone. Ia menggunakan silica gel dan cairan khusus untuk membersihkan bagian boneka kemudian diangin-angin agar tidak berjamur.
"Untuk pakaian juga tidak boleh sering pakai baju berwarna karena nanti warnanya luntur bisa menempel di kulit sehingga harus dibersihkan. Juga harus dijaga agar tidak berjamur," beber Sandra.
Harga boneka miliknya yang paling murah berkisar Rp 3 juta hingga termahal puluhan juta rupiah. Sebagian boneka miliknya turut dijualbelikan, bahkan ia menerima jasa kustomisasi boneka, khususnya boneka blythe.
"Ada juga yang limited edition, saking susahnya dapat kalau ada yang nawar enggak saya kasih meski harganya bagus. Silakan cari ke yang lain," tegas Sandra.
Bagi Sandra, mengoleksi boneka bukan hanya sekedar suka dan hiburan saja. Namun menurutnya perlu kesabaran dan perasaan suka pada benda yang lebih lekat predikatnya sebagai mainan anak-anak. Namun ia menyebut tujuan memiliki boneka dikembalikan ke pemiliknya.
"Orang-orang yang kenal saya sudah tahu saya main boneka sejak lama. Ada juga yang menggunakannya untuk terapi dari depresi. Jadi tujuannya itu yang tergantung si pemiliknya," terang Sandra.
Belum lagi muncul anggapan bahwa boneka bayi itu sebagai spirit doll. Hal itu menurutnya memberikan kesan yang kurang baik, mengingat tak semua jenis boneka berfungsi sebagai spirit doll.
"Sudah sering saya luruskan di media sosial juga bahwa tidak semua boneka itu spirit doll. Agak dirugikan juga ya kalau dianggap 'memelihara' arwah di dalam boneka padahal bagi saya koleksi boneka ya hobi dan hiburan. Semoga masyarakat bisa membedakan dan tidak menyamaratakan," pungkas Sandra.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki