Siswa SD di Tasikmalaya Meninggal 2 Hari Usai Divaksin, Keluarga: Sempat Demam Tinggi

Supaya bisa dipahami oleh masyarakat jangan sampai ada pemahaman karena setelah mendapat vaksin," ujar Kadinkes Kota Tasikmalaya.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 18 Januari 2022 | 17:08 WIB
Siswa SD di Tasikmalaya Meninggal 2 Hari Usai Divaksin, Keluarga: Sempat Demam Tinggi
Jajang Suhendar, paman siswa SD di Tasikmalaya yang meninggal dua hari usai disuntik vaksin COVID-19. [Kapol.id]

Setelah dilakukan pemeriksaan, kata dia, ternyata ada penyakit lain yang mendasari penyebab meninggalnya anak tersebut.

Yakni saat divaksinasi sedang mengalami serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) masa inkubasi.

“Hasil NS1 yang positif, penanda bahwa anak tersebut terinfeksi DBD. Fatalitas itu belum bisa dipastikan karena imunasi,” ujarnya.

Hasil laboratorium anak, jelas Uus, menunjukan terdapat kegagalan akut pada organ hati. Terlihat dari SGOT dan SGPT-nya sangat tinggi.

Baca Juga:Israel Lakukan Uji Coba Memberi Vaksin Covid-19 Dosis Keempat, Bagaimana Hasilnya?

“Sudah terjadi kegagalan akut pada liver ditambah encelopati yang menyebabkan fatalitasnya (kematiannya),” tuturnya.

Ia menegaskan, meskipun secara kebetulan usai vaksin dua hari sebelumnya namun perlu dipahami pula ada penyakit lain yang menyebabkan kematian.

“Supaya bisa dipahami oleh masyarakat jangan sampai ada pemahaman karena setelah mendapat vaksin.”

“Dari tanda-tanda laboratorium serta hasil pemeriksaan medis yang dilakukan, sudah didahului oleh penyakit yang dideritanya yakni demam berdarah,” ungkapnya.

Baca Juga:Vaksinasi Anak di Mandalika Dilakukan Door to Door, Anak Bule Hingga Pribumi Disuntik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini