SuaraJabar.id - Keluarga prajurit TNI AD Yonif Raider 408/SDH yang gugur ditembak teroris Papua, berharap pemerintah mengambil langkah tegas untuk menumpas teroris separatis tersebut.
Keluarga dari almarhum Sertu Anumerta Mochamad Rizal Maulana Arifin salah satu dari tiga prajurit TNI AD Yonif Raider 408/SBH yang gugur di Papua, ingin pemerintah bersikap tegas menumpas kelompok separatis tersebut.
"Kami juga memohon kepada pemerintah beserta seluruh jajaran, untuk mengambil langkah tegas agar tidak terjadi lagi korban-korban yang berjatuhan. Cukup putra kami yang terakhir,” ucap Memet Selamet, dikutip dari Hops.id--Jaringan Suara.com, Minggu (30/1).
Memet mengatakan hal itu mewakili keluarga Sertu Anumerta Mochamad Rizal saat pemakaman di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Cibeunying Kidul, Bandung.
Baca Juga:Festival Pernikahan Tradisional di Bandung
Memet mengatakan keluarga telah mengikhlaskan kepergian almarhum Sertu Anumerta Mochamad Rizal Maulana Arifin dan merasa bangga karena almarhum gugur saat melaksanakan tugas mulia memberikan pengabdian terbaiknya kepada bangsa dan negara.
“Kami semua merasa kehilangan almarhum, tetapi kami merasa bangga almarhum gugur dalam memberikan pengabdian terbaiknya kepada bangsa dan negara,"
"Tentunya karena almarhum gugur sebagai Kusuma Bangsa,” tambah Memet.
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sudah mengantongi anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyerang Pos TNI di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
Panglima TNI menyatakan sudah mengantongi anggota KKB yang melakukan penembakan ke pos TNI pada Kamis 27 Januari 2022.
Baca Juga:Profil Kakang Rudianto, Debutan Termuda yang Cetak Gol untuk Persib Bandung
Akibat penembakan KKB tersebut 3 anggota TNI gugur setelah menerima tembakan saat beradadi Pos TNI di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
"Pelaku penembakan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kami sudah memiliki beberapa nama para pelaku penembakan dan kita kejar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Andika.