BKSDA Jawa Barat Beberkan Penyebab Kematian Si Abah Penguasa Gunung Sawal

"Itu juga diperkuat oleh pernyataan dokter hewan, jadi 99 persen itu adalah Si Abah," katanya.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 10 Februari 2022 | 06:00 WIB
BKSDA Jawa Barat Beberkan Penyebab Kematian Si Abah Penguasa Gunung Sawal
Petugas mengumpulkan tulang belulang macan tutul yang ditemukan di kawasan Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. [ANTARA/HO-KSDA Ciamis]

SuaraJabar.id - Si Abah, macan tutul penguasa Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa barat ditemukan dalam kondisi tinggal tulang benulang oleh warga di wilayah Desa Jalatrang, Kecamatan Cipaku.

Kekinian, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat mengidentifikasi penyebab kematian macan tutul (Panthera pardus) penguasa Gunung Sawal itu faktor alami dan tidak ada bekas kekerasan.

"Mati secara alami, tidak ada tanda-tanda bekas bahan kimia, kami periksa dengan pendeteksi logam juga tidak ada ditemukan tanda-tanda, tulang-tulangnya juga masih baik, tidak ada retakan habis dipukul," kata Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Ciamis, BKSDA Jabar Andi Witria kepada wartawan di Ciamis, Rabu (9/2/2022) dikutip dari Antara.

Ia menuturkan, KSDA Wilayah III Ciamis mendapat laporan dari warga adanya tulang binatang yang diduga kambing atau domba pada 3 Februari 2022, kemudian dilakukan pemeriksaan yang ternyata tulang tersebut merupakan hewan macan tutul karena terdapat taring.

Baca Juga:Cegah Penyebaran Covid-19, Kota Cirebon Berlakukan Ganjil-Genap Pada Akhir Pekan

Tulang macan tutul yang ditemukan tidak jauh dari area perkebunan warga itu, kata dia, langsung dievakuasi untuk pemeriksaan lebih lanjut kemudian dicocokkan dengan data macan tutul yang tercatat di KSDA Ciamis.

Ia menyebutkan hasil pemeriksaan ternyata tulang macan tutul itu merupakan macan bernama Abah usia 14 tahun yang sebelumnya pernah tertangkap dan direhabilitasi untuk selanjutnya dilepasliarkan ke hutan.

"Tulang itu kami periksa, kebetulan kami punya data morfometrik Abah, setelah dicocokkan itu sama dari susunan giginya, itu juga diperkuat oleh pernyataan dokter hewan, jadi 99 persen itu adalah Si Abah," katanya.

Ia menyampaikan, macan bernama Si Abah itu sudah memasuki usia senja, rata-rata macan mampu bertahan hidup di hutan sampai usia 18 tahun.

Kondisi macan Abah, kata dia, dengan usianya yang sudah memasuki senja itu kemampuan berburunya kurang, terlebih taringnya sudah patah, dan tergeser oleh macan yang lebih muda.

Baca Juga:Kenali Tanda Kucing Tak Nyaman karena Sakit atau Penyebab Lainnya, Segera Bawa ke Dokter Hewan jika Perlu

"Abah juga kan terakhir tertangkap giginya sudah rusak, kemampuan berburunya berkurang, ditambah tergeser oleh jantan muda yang lebih kuat," katanya.

Terkait populasi macan tutul di Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Andi menyebutkan sekitar 11 ekor dewasa terdiri dari lima jantan dan enam betina, dan adanya kematian satu macan maka tersisa tinggal 10 ekor.

Petugas KSDA Ciamis, kata Andi, pernah mendapatkan laporan dari warga adanya anak macan tutul, namun laporan itu perlu dibuktikan dengan rekaman kamera.

"Itu kan tetap harus dibuktikan keberadaan-nya, yang pasti ada anaknya, hanya belum terekam saja," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini