Bisa Jadi Destinasi Wisata Sejarah, Benteng Legok Jawa di Pelosok Bandung Barat Kondisinya Memperhatikan

Bangunan peninggalan masa lampau yang menjadi saksi bisu pertahanan Hindia-Belanda, Benteng Legok Jawa kondisinya memperhatikan

Galih Prasetyo
Sabtu, 12 Maret 2022 | 10:25 WIB
Bisa Jadi Destinasi Wisata Sejarah, Benteng Legok Jawa di Pelosok Bandung Barat Kondisinya Memperhatikan
Benteng Legok Jawa di kawasan perkebunan karet, Desa Cirawamekar, Kecamatan Cipatat, Bandung Barat yang Terbengkalai (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Bangunan peninggalan masa lampau yang menjadi saksi bisu pertahanan Hindia-Belanda terselip di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bangunan tersebut dinamakan Benteng Legok Jawa.

Terletak di kawasan perkebunan karet, Desa Cirawamekar, Kecamatan Cipatat, Bandung Barat, bangunan peninggalan Belanda tersebut kondisinya rusak parah dan sudah tidak terawat lagi.

Kondisinya kian mengkhawatirkan sebab sudah dieksploitasi oleh aktivitas penggalian di beberapa ruangannya. Ilalang dan rumput liar setinggi dada tampak menghalangi jalan setapak menuju lokasi.

Nyaris seluruh bangunan atap tertutup tanah dan tumbuhan merambat serta pohon karet. Lapisan didinding benteng juga dipenuhi bekas coretan-coretan vandalisme.

Baca Juga:Wisata Sejarah yang Mulai Tergerus

Bangunan benteng Legok Jawa memiliki 8 pintu. Setiap pintunya diapit oleh dua jendela persegi panjang berukuran sekitar 50x10 centimeter. 50 persen jendela dan pintu benteng telah tertutup urugan tanah.

Di beberapa ruangan benteng, terdapat bekas galian berbentuk bundar seperti lubang sumur. Lubang itu memiliki diameter sekitar 1 meter dengan kedalaman 3-4 meter. Dari 8 ruangan benteng, bekas galian diduga dibuat para pemburu harta karun itu terdapat di 5 titik.

Menurut literasi yang didapat, pendirian benteng-benteng di sekitar perbatasan Bandung termasuk Benteng Legok Jawa di Cirawamekar, tak lain merupakan upaya pemerintah kolonial Belanda untuk memperkuat pertahanan militer di Bandung. Pasalnya, kota ini direncanakan bakal jadi Ibu Kota baru Hindia Belanda, pada awal abad 20.

Penulis Sejarah, Merrina Listiandari Kertowidjojo mengatakan untuk mewujudkan hal itu, Belanda pertama kali memindahkan sejumlah instansi militer termasuk membangun sejumlah benteng di perbatasan Bandung.

"Jadi awal abad 20, rencananya Bandung akan dipakai ibu kota Hindia Belanda. Dari Batavia ke Bandung. Untuk mendukung rencana itu, sejumlah instansi militer dipindah ke Bandung termasuk benteng pertahanan," kata Merrina saat dihubungi, belum lama ini.

Baca Juga:Wisata Sejarah Bersama Hi-Story Packer, Program Social Traveling dari Pemuda Peduli

Menurutnya latar belakang lain pembangunan benteng di sekitar Bandung termasuk Benteng Legok Jawa adalah meletusnya Perang Dunia I (1914-1918). Belanda tak ingin koloni mereka jatuh ke negara lain. Apalagi pada waktu itu daeah Bandung banyak aset berupa perkebunan milik Belanda yang menghasilkan pendapatan banyak bagi kas negara.

"Latar belakang lain adalah meletusnya Perang Dunia I. Untuk mengamankan daerah koloni, maka dibuatlah benteng-benteng seluruh perbatasan Bandung termasuk Benteng Legok Jawa di kawasan Desa Cirawamekar. Karena untuk pertahanan, karakteristik benteng ini dibuat diperbatasan," terangnya.

Merrina menjelaskan literatur mengenai pendirian benteng di Bandung, termasuk Benteng Legok Jawa cukup minim. Pasalnya sumber data bangunan ini waktu itu berada dibawah lembaga pertahanan atau Departement van Oorlog. Sehingga sulit diakses publik karena menyangkut keamanan.

"Benteng itu urusan Departement van Oorlog. Ini sulit datanya karena ini departemen urusan perang, jadi dengan alasan keamanan datanya gak mudah untuk dibuka. Adapun sumber literatur yang ada tidak menjelaskan secara khusus mengenai benteng," terangnya.

Salah seorang warga setempat, Yogi Miftah (21) mengatakan, benteng tersebut sudah lama dibiarkan terbengkalai. Tidak ada dari instansi pemerintahan manapun yang mencoba untuk mepertahankannya.

"Sudah lama memang gak terawat. Warga dan Karang Taruna sempat membersihkan lokasi benteng, tapi sekarang terbengkalai lagi," katanya.

Menurut Yogi, kondisi kerusakan muncul sejak lama, ditandai adanya penjarahan besi-besi bekas jendela dan pintu benteng. Pasca kejadian itu kerusakan makin mengkhawatirkan tatkala munculnya lubang-lubang bekas galian oleh para pemburu harta karun.

Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar tahun 2017. Imbasnya, lantai benteng ikut rusak karena digali. "Lantai ikut rusak karena merek menggali di dalam. Pertama di ketahui warga sekitar tahun 2017," terangnya.

Yogi berharap pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait segera turun tangan untuk melestarikan bangun bersejarah itu. Ia khawatir jika terus dibiarkan benteng Legok Jawa akan musnah, baik oleh akibat ulah manusia ataupun ditelan usia.

"Kalau kita harapnya dilestarikan. Jika boleh dikembangkan jadi destinasi wisata sejarah," pungkasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak