Miris! Sejumlah Pedagang Gorengan di Pangandaran Tak Bisa Jualan karena Minyak Goreng Langka

Kasihan para pedagang gorengan, minyak goreng langka pada nggak jualan," ujar wati.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 24 Maret 2022 | 06:00 WIB
Miris! Sejumlah Pedagang Gorengan di Pangandaran Tak Bisa Jualan karena Minyak Goreng Langka
ILUSTRASI pedagang gorengan. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Minyak goreng curah kini menjadi sebuah barang langka di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Dari pengakuan pedagang, sudah hampir tiga minggu ini mereka tak mendapatkan pasokan minyak goreng curah.

Sementara stok minyak kemasan memang tersedia, namun harganya lebih mahal.

Salah seorang pedagang pasar Wati mengaku susah mendapatkan minyak goreng curah. Sedangkan minyak goreng kemasan harganya mahal. Padahal minyak goreng tersebut untuk dijual kembali kepada para pedagang gorengan.

Baca Juga:Menperin: 39 Perusahaan Siap Pasok 9.000 Ton Minyak Goreng Curah ke Pasar

“Susah mendapatkan minyak goreng curah sudah hampir 3 mingguan kosong. Ini saya dapat yang kemasan 1 liternya dijual Rp 25 ribu, dan 2 liter Rp 48 ribu. Itu juga kadang ada, kadang nggak ada,” kata Wati, Rabu (23/3/2022).

Wati mengaku kasihan kepada para pedagang gorengan yang mengeluh lantaran minyak goreng curah langka.

“Kasihan para pedagang gorengan, minyak goreng langka pada nggak jualan. Kalau jualan harga gorengannya juga ikut naik, buat usaha susah,” keluh Wati.

Hal senada juga disampaikan pedagang grosir di pasar Pananjung Pangandaran, Yeni. Ia mengatakan, sudah satu minggu tidak ada pasokan minyak goreng curah.

“Saat ini masih dapat pasokan minyak goreng yang kemasan saja, yang curah tidak ada sama sekali,” katanya.

Baca Juga:Langka dan Mahal, Mendag Diminta Percepat Distribusi Minyak Goreng Curah

Yeni mengaku hanya mendapat minyak goreng kemasan 5 dus sekali belanja, itupun dijatah setiap minggunya.

“Sekarang saya dapat pasokan minyak goreng kemasan saja 5 dus sekali belanja. Seminggu tiga kali dapat kiriman dijatah. Kalau minyak goreng curah sama sekali nggak ada,” pungkasnya.

Sementara salah seorang pedagang gorengan Ana (40) mengatakan, harga gorengan seperti bala-bala, mendoan, gehu dan lainnya dijual Rp 1500, padahal biasanya cuma Rp 1000.

“Otomatis harga gorengan juga naik, mengikuti harga minyak goreng. Biasanya saya jual Rp 1000-an, sekarang terpaksa dinaikkan. Harga jual gorengan juga menjadi Rp 1500-an, supaya ada lebihnya,” kata Ana.

Ana mengaku sekali jualan bisa menghabiskan 4 kilogram tepung. Namun sejak minyak goreng langka dan harga gorengan naik, pembeli jadi jarang.

“Saya biasanya habis 4 kilogram tepung, karena kenaikan harga berkurang menjadi 2 kg sehari, omset turun setengahnya,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini