SuaraJabar.id - Pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) diklaim mendapat respon yang baik dari dunia usaha. Salah satunya, banyak investor kuliner dan fashion yang masuk ke wilayah Priangan Timur seiring dengan pembangunan jalan tol tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Darjana di sela-sela Getaci Talk secara luring dan daring, Kamis (24/3/2022).
“Beberapa waktu terakhir ini banyak investor masuk mulai dari kuliner, rumah sakit dan busana.”
“Swasta sudah merespon meski tol getaci belum tersambung. Nah di daerah ini harus memanfaatkan peluang tol tersebut,” katanya.
Pihaknya optimistis kehadiran tol getaci ini bakal mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19.
Peluang investasi harus juga digenjot maksimal karena wilayah Priangan Timur andilnya masih minim meski Provinsi Jabar tertinggi se-nasional.
Daerah setidaknya, lanjut dia, memiliki studi kelayakan investasi unggulan untuk menarik investor baik dalam negeri maupun luar negeri.
“Basis perekonomian priangan timur lebih ke pertanian juga UMKM bagaimana caranya kita bisa memaksimalkan potensi itu.”
“Apakah ekonomi hijau, atau seperti agrobisnis, ekonomi maritim di pantai. Jadi tidak sekadar budidaya saja,” ucap Darjana.
Baca Juga:Boleh Pulang Kampung Lebaran Ini, Dishub Bandung Barat Bakal Siapkan Ini di Jalur Mudik
Di samping itu, destinasi wisata selain Pangandaran juga punya potensi lebih baik di Tasikmalaya maupun Ciamis.
“Harus punya keunikan tersendiri agar dilirik investor. Untuk mewujudkan itu harus dikeroyok bareng-bareng, tidak bisa sendiri,” katanya.
Potensi daerah
Salah seorang narasumber Getaci Talk, DR. Raden Roro Karlina mengatakan investor sangat menyambut kehadiran tol.
Sebab banyak keuntungan dan efisiensi dalam menjalankan usaha di sebuah daerah.
“Pemerintah daerah tinggal menawarkan sektor pertanian, peternakan wisata dan UMKM.”
“Buat listnya untuk calon investor sebelum tol Getaci rampung,” katanya yang pernah menjadi tim penyusun kajian investasi di sejumlah daerah.
Ia menekankan pemerintah daerah harus memahami dahulu potensi wilayah. Karena sebenarnya banyak bahan baku dari hasil pertanian yang bisa diserap industri.
“Kuncinya pemahaman pemerintah daerah terhadap potensi wilayah, keunikan dan membuat promosi yang menarik,” ucap lulusan Undip ini.
Narasumber dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Tasikmalaya, Irman Firmansyah mengatakan, banyak produk yang bisa bertambah nilainya.
Seperti yang berada di wilayah pakidulan, udang vaname baru sebatas budidaya lalu menjual ke pasaran.
“Melalui pengolahan, sebenarnya bisa menjadi bahan baku industri dan berpeluang mendatangkan investor,” ucapnya.