Tanam 50 Pohon Nangka, Sesepuh Kampung Adat Cireundeu Larang Warga Bawa Senapan Angin

Penanaman pohon secara simbolis dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana bersama sesepuh warga setempat.

Andi Ahmad S
Minggu, 27 Maret 2022 | 17:15 WIB
Tanam 50 Pohon Nangka, Sesepuh Kampung Adat Cireundeu Larang Warga Bawa Senapan Angin
Plt Wali Kota Cimahi Secara Simbolisme Melakukan Penanaman Pohon di Kawasan Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi pada Minggu (27/3/2022) [Suarajabar/Ferry]

SuaraJabar.id - Sebanyak 50 pohon nangka ditanam di kawasan Kampung Adat Cireundeu, RW 10, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi pada Minggu (27/3/2022).

Penanaman pohon secara simbolis dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana bersama sesepuh warga setempat. Lokasi penanaman pohon tak jauh dari titik longsor TPA Leuwigajah yang terjadi tahun 2005.

"Kita melaksanakan penanaman pohon secara serentak dengan tujuan kita harus mencitai dan menjaga alam," kata Ngatiyana.

Dikatakannya, penanaman pohon seperti ini memiliki banyak manfaat bagi alam. Seperti untuk memininalisir terjadinya berbagai bencana alam seperti longsor dan banjir. Kemudian yang terpenting adalah menjaga kawasan serapan air.

Baca Juga:Pulihkan Alam, BNI Dorong Rehabilitasi Hutan Pesisir Pantai Anyer dan Hulu DAS Citarum

"Kita harus mencintai alam sehingga sehingga tidak terjadi bencana akibat tangan tangan kita yang tidak memiliki kepedulian terhadap alam dan lingkungan," pungkas Ngatiyana.

Etika Menjaga Alam dan Lingkungan di Kawasan Kampung Adat Cireundeu

Sesepuh Kampung Adat Cireundeu, Abah Widi berharap pohon-pohon ini bukan hanya sekedar ditanam namun harus dijaga bersama-sama sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian alam dan lingkungan di wilayahnya.

"Saya tidak mengatakan semuanya masih terjaga, tapi 90 persen masih lestari. Mudah-mudahan bukan hanya penanaman, intinya perawatannya. Harus dijaga bersama biar ada manfaat untuk masyarakat dan alam," imbuh Abah Widi.

Pihaknya mempersilahkan warga yang membutuhkan pohon untuk ditebang, hanya saja dengan catatan harus ada pohon penggantinya yang ditanam. Hal itulah yang ditanamkan di Kampung Adat Cireundeu.

Baca Juga:Tak Sanggup Bayar Sewa, Puluhan Penghuni Rusunawa di Kota Cimahi Pilih Minggat

Sebab, kata dia, urusan adat di wilayahnya ada yang dinamakan makhluk cicing seperti pepohonan. Kemudian makhluk polang anting seperti satwa hingga makhluk eling yakni manusia.

"Jadi kalau ada orang bawa senapan angin ke sini, abah suruh pulang lagi. Jangan ganggu hewan yang ada di Cireundeu karena itu keindahan alam. Mudah-mudahan kita sadar jangan sampai sembarangan merusak alam, merusak tanaman," imbuhnya.

Abah Widi tak ingin bencana longsor tahun 2005 akibat tertimbun longsoran sampah terjadi lagi. Untuk itu, kata dia, masyarakat dan semua pemangku jabatan harus sama-sama menjaga dan melestarikan alam.

"Mudah-mudahan ke depan menjadi oksigen dan kekuatan alam yang baik yang kita damba-dambakan," tandas Abah Widi.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini