SuaraJabar.id - Tersangka kasus pencabulan 12 anak di Pangalengan, Kabupaten Bandung, punya beberapa modus kekerasan seksual yang dilakukan terhadap korbannya. Perbuatannya juga dilakukan di sejumlah tempat yakni di rumah, sekolah hingga tempat wisata.
Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo menerangkan, tersangka S alias Ustaz SS (39) itu kerap membujuk korban yang belajar mengaji di rumahnya untuk menginap.
"Setelah dilakukan pendalaman dari informasi tersangka, modus-modus yang dilakukan adalah yang pertama ketika muridnya setelah belajar terlalu larut sehingga diajak untuk bermalam di rumah gurunya tersebut. Dan pada malam hari dilakukan pelecehan seksual," ungkap Kusworo di Mapolresta Bandung, Senin (18/4/2022).
Tersangka juga kerap menguntit muridnya yang izin ke kamar mandi saat berada di lingkungan sekolah. Selain itu, tersangka pernah melakukan pencabulan terhadap korban saat acara sekolah yang mengharuskan para murid menginap.
"Pada saat muridnya ke kamar mandi, tersangka mengikuti korban dan kemudian dilakukan perbuatan pelecehan tersebut," jelas Kusworo.
Tak cukup di sana, tersangka juga disebut kerap menawarkan diri untuk mengantar pulang korban. Namun, bukannya langsung ke rumah, tersangka malah berbelok, mengajak korban ke tempat wisata pemandian air panas di daerah setempat.
"Saat korban diantar pulang justru tersangka mengajak ketempat berendam dan pada saat itu dilakukan perbuatan pelecehan seksual tersebut," jelas Kusworo.
Diketahui, tersangka bekerja sebagai guru ngaji di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara Sekolah Dasar (SD). Ia telah melakukan perbuatan cabul itu pada rentang lima tahun ke belakang atau dari tahun 2017 lalu.
Sebelumnya diberitakan, pihak kepolisian menyebut bahwa tersangka dulunya merupakan korban pelecehan seksual sesama jenis saat masih berusia 13 tahun atau pada tahun 1996 silam. Pengalaman lama tersangka itu disebut turut melatari perbuatannya kini.
Baca Juga:12 Anak di Bawah Umur Jadi Korban Kebejatan Ustaz SS, Pelaku hanya Terancam 15 Tahun Penjara
"Tersangka ini tahun 1996 juga merupakan korban pelecehan seksual, dampaknya pada tahun 2017 yang bersangkutan melakukan perbuatan yang sama kepada para muridnya," ungkap Kusworo.
- 1
- 2