Datang Jelang Buka Puasa, Airlangga Hartarto Bawa Oleh-oleh Ini untuk Santri Pondok Pesantren Cipasung

"Pertemuan kali ini merupakan tindak lanjut dari itu, karena penting sekali untuk bersilaturahmi," kata Airlangga Hartarto.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 21 April 2022 | 08:11 WIB
Datang Jelang Buka Puasa, Airlangga Hartarto Bawa Oleh-oleh Ini untuk Santri Pondok Pesantren Cipasung
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menyerahkan bantuan fasilitasi pinjaman modal usaha bagi santri dengan bunga nol persen kepada pengasuh Pondok Pesantren Cipasung. [Kapol.id]

SuaraJabar.id - Jelang azan magrib berkumandang, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto tiba di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (20/4/2022).

Ia mengaku datang bukan sekedar untuk bersilaturahmi. Airlangga mengklaim datang dengan membawa misi membantu para santri untuk tumbuh menjadi wirausahawan.

Pertemuan Airlangga dengan pengasuh Pesantren Cipasung, KH Abun Bunyamin Ruhiat sendiri bukan yang pertama kalinya.

“Sebelumnya kami sudah bertemu di Palembang, beberapa waktu lalu. Pertemuan kali ini merupakan tindak lanjut dari itu, karena penting sekali untuk bersilaturahmi. Di samping itu, kami juga membawa program wirausaha bagi santri di Pondok Pesantren Cipasung,” terang Airlangga kepada wartawan.

Baca Juga:Sempat Bikin Suasana Mencekam, Sopir Elf dan Travel di Tasikmalaya Akhirnya Berdamai

Persisnya, program yang Airlangga maksud adalah inklusi keuangan bagi pondok pesantren dan bantuan program wirausaha bagi santri. Program ini berupa fasilitas pinjaman modal usaha dengan bunga nol persen.

Melalui program tersebut, kata Airlangga, pihaknya berharap para santri terdorong untuk menjadi wirausahawan. Jika modal awal yang digelontorkan membawa kelancaran pada proses usaha, maka program tersebut akan berlanjut pada program kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga sebesar tiga persen.

“Sebagai stimulus, bantuan ini nominalnya vareatif. Ada yang Rp 1 juta, Rp 2 juta dan Rp 5 juta. Sasarannya, yang Rp 1 juta untuk 100 orang santri sementara yang Rp 2 juta maksimum bagi 150 orang. Jenis usahanya bebas, bisa bermacam-macam, tergantung minat masing-masing santri,” tambah Airlangga.

Adapun program inklusi keuangan merupakan program Pemerintah Republik Indonesia, di mana Presiden Joko Widodo bertindak langsung sebagai Ketua Dewan Nasional Keuangan Inklusif. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 114 tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif, program ini menargetkan tingkat inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024.

Pada tataran teknis, untuk mencapai target tersebut, Kementerian Bidang Perekonomian secara massif menjalankan kegiatan sinergi dan kolaborasi dengan banyak pondok pesantren. Tepatnya dengan melakukan pelatihan santripreneur oleh Kementerian Perindustrian.

Baca Juga:Pemudik Bisa Ikut Vaksinasi Booster di Pos Pam Mudik yang Ada di Karawang

Dengan demikian, kata Airlangga, fungsi pondok pesantren bukan lagi sebatas lembaga dakwah; melainkan juga sebagai basis pemberdayaan baik bagi santri maupun kiai serta masyarakat sekitarnya. Sehingga semua pihak bisa sejahtera secara beriringan.

“Tentu saja harapat akhirnya dari program ini adalah meningkatnya kesejahteraan para santri, para kiai dan masyarakat di sekitar pondok pensantren,” Airlangga menandaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini