Apes! Niat Pesan Ojol buat Kubur Jasad Bayi Diduga Korban Aborsi, Orang Ini Malah Diantar ke Kantor Polisi

Bukannya berhasil mengubur diam-diam, orang tua bayi malang itu malah diciduk karena driver ojol yang dipesan ternyata anggota kepolisian.

Ari Syahril Ramadhan | Elvariza Opita
Minggu, 21 Agustus 2022 | 18:00 WIB
Apes! Niat Pesan Ojol buat Kubur Jasad Bayi Diduga Korban Aborsi, Orang Ini Malah Diantar ke Kantor Polisi
Polisi menyamar sebagai driver ojol menciduk customer yang meminta tolong menguburkan jasad bayi diduga korban aborsi. (Instagram/@newdramaojol.id)

"Lagian kocak, mau ngubur bayi kok nyuruh orang lain, driver pulak," kata warganet.

"Mungkin pikirnya pesen ojol alesan abis melahirkan bayinya meninggal lalu minta tolong bantu ngubur. Gatau nya dapet driver nya yang double job. Polisi kan ga segampang itu percaya," jelas warganet.

"Gini gini yaa, pak polisi itu mungkin lagi nyamar jadi ojol, terus dapet orderan dari si tersangka untuk nguburin bayi. mungkin aja bayinya itu hasil aborsi, makanya sama busernya langsung dibawa ke kantor polisi," imbuh warganet lain.

"Chuakzzz, ketar-ketir pelakunya," komentar warganet.

Baca Juga:Pria Ini Tunjukan Desain Rumah Miliknya yang Aneh, Warganet: Kurang Bersyukur

"Padahal aku nunggu nunggu hamil udah ada 10 tahun kali," ujar warganet, menyayangkan orang tua yang tega mengaborsi bayinya sementara ada ibu lain yang menanti-nanti datangnya momongan.

"Karma langsung dibayar tunai, apees-apes," tutur warganet.

"Sekarang gue harus hati-hati nih, karena banyak polisi yang nyamar, takut salah tangkep," timpal yang lainnya.

Hukum Aborsi di Indonesia

Ilustrasi aborsi. (Shutterstock)
Ilustrasi aborsi. (Shutterstock)

Merujuk pada penjelasan di laman hellosehat.com, Indonesia pada dasarnya melarang praktik aborsi kecuali untuk situasi kedaruratan medis tertentu yang bisa mengancam nyawa ibu dan/atau janin.

Baca Juga:Ruang Arsip Gedung DPRD Jabar Terbakar, Jiwa Detektif Netizen Berkobar: Something Wrong I Can Feel It!

Selain itu, aborsi juga baru diizinkan untuk wanita korban pemerkosaan. Hal ini seperti diatur di Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan serta Peraturan Pemerintah 61/2014 tentang Kesehatan Reproduksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini